Pages

Monday 30 May 2011

"...As if you weren't meant to expire and be forgotten?"

"...As if you weren't meant to expire and be forgotten?"

scrawled by AL- Fawaid on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 12:30 in the evenin'
 بسم الله الرحمن الرحيمالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

This is a beautiful admonishment I came across yesterday. It is from Imam Ibn al-Jawzi (rahimahullah). Please take this reminder to heart, act upon it and share with those that you love for them what you love for yourself (admonishment, rectification, guidance).al Imaam Ibnul Jawzee Said:

"O you who persists on mistakes and wrong doings;
O you who has turned away from what the most Loving and Compassionate commands;
 O you who obeys the falsifier of the path and the creator of calamities .
How long are you going to insist on your misbehavior?
How long are you going to keep yourself distant from your Lord?
How long will you seek from this world what you cannot have, and keep away from the other world by that which you cannot possess?
 Neither are you sure of what Allah prepared of sustenance for you, nor are you satisfied with that which He has commanded for you.
O my brother, by Allah! Admonition does not seem to benefit you!
Afflictions do not seem to threaten you!
 Time does not leave you and the call of death does not reach your ears!
As if, you poor man, would live forever andyou weren't meant to expire and be forgotten?"
Source: al Bahr ad-Dumoo' -The sea of tears

Jalanraya Bukan Untuk Upacara Agama

Jalanraya Bukan Untuk Upacara Agama

scrawled by DrMAZA.com on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 12:25 in the evenin'
Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin
(sertai facebook DrMAZA.com)

Saya dengan ini mencadangkan agar semua agama tidak benarkan menggunakan jalanraya untuk sebarang upacara keagamaan sehingga mengganggu pengguna jalanraya yang lain.Semua agama bererti bukan sahaja orang Islam, tetapi juga Hindu, Buddha, Kristian dan lain-lain. Berikut adalah alasan-alasan kepada cadangan ini;a) Jalanraya tidak diwujudkan untuk upacara keagamaan. Sebaliknya untuk kemudahan penggunanya yang ingin menuju ke destinasi masing-masing. Juga di Malaysia rakyat membayar cukai jalan untuk tujuan itu, bukan untuk upacara keagamaan.
b) Tiada teks mana-mana agama yang menyatakan disuruh menggunakan jalanraya untuk melakukan upacara agama. Upacara agama yang hanya membabitkan pengikut agama masing-masing sepatutnya dibuat di tempat ibadah agama masing-masing, atau tempat yang dimiliki atau disewa untuk upacara tersebut.
c) Menggunakan jalanraya untuk upacara keagamaan boleh menyebabkan kesesakan, atau ditutup laluan. Ini mengganggu, bahkan merampas hak pengguna lain yang tidak terlibat dengan upacara tersebut.
d) Kesesakan jalanraya yang disengajakan seperti ini boleh menyebabkan pembaziran minyak, waktu, menghalang rawatan orang sakit, menghalang urusan penting orang lain dan berbagai lagi. Islam tidak membenarkan penganutnya berbuat demikian, juga semua agama yang menghormati masyarakat awam tidak mungkin boleh membenarkan hal seperti ini.
e) Gangguan kepada pengguna jalanraya yang lain boleh menimbulkan perasaan tidak senang, atau kebencian terpendam antara penganut agama. Seorang muslim mungkin akan tidak puas hati apabila perjalanannya terhenti disebabkan upacara agama lain yang dibuat atas jalanraya raya. Demikian juga perasaan penganut agama-agama lain.
f) Sesetengah upacara keagamaan telah mengotor atau mencemari kebersihan jalanraya yang mengganggu pemandangan orang awam. Juga menyusahkan pihak majlis perbandaran untuk membersihkan upacara agama yang tidak kongsi oleh semua masyarakat itu.
g) Tenaga pihak Polis, Perbandaran, RELA dan berbagai lagi terpaksa digunakan untuk menjaga upacara keagamaan seperti ini. Sedangkan kita tahu bahawa bukan semua anggota-anggota yang bertugas itu seakidah, atau seagama dengan upacara tersebut. Ia boleh mengganggu perasaan dan rasa kurang senang dari masa ke masa.
Dengan alasan-alasan ini, juga beberapa rasional yang lain, saya berpendapat amat tidak wajar jalanraya dijadikan tempat perarakan keagamaan mana-mana agama. Jika perhatian ini cuba diberikan oleh Kerajaan Negeri Pulau Pinang, saya melihat Kerajaan Selangor patut memberikan perhatian yang sama terutama di Kawasan Batu Caves. Ini bukan kenyataan yang berat sebelah, tetapi terpakai untuk semua agama.

Jangan Berputus Asa Terhadap Sesuatu yang Luput Darimu

Jangan Berputus Asa Terhadap Sesuatu yang Luput Darimu

scrawled by Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 12:26 in the evenin'
Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan menakdirkan segala sesuatu dengan penuh hikmah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di pagi yang berbahagia, di bulan penuh berkah dan bulan semangat untuk mentadabburi Al Qur’an, ada sebuah ayat yang patut direnungkan oleh kita bersama. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al Hadid, tepatnya ayat 22-23. Inilah yang seharusnya kita gali hari demi hari di bulan suci ini. Karena merenungkan Al Qur’an, meyakini dan mengamalkannya tentu lebih utama daripada sekedar membaca dan tidak memahami artinya.
Allah Ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)

Berikut beberapa faedah yang bisa diperoleh dari ayat di atas:

Faedah pertama
Yang dimaksud dengan “lauh” adalah lembaran dan “mahfuzh” artinya terjaga. Kata Ibnu Katsir, Lauhul Mahfuzh berada di tempat yang tinggi, terjaga dari penambahan, pengurangan, perubahan dan penggantian.[1] Di dalam Lauhul Mahfuzh dicatat takdir setiap makhluk. Lauhul Mahfuzh dalam Al Qur’an biasa disebut dengan Al Kitab, Al Kitabul Mubin, Imamul Mubin, Ummul Kitab, dan Kitab Masthur.[2]

Faedah kedua
Setiap musibah dan bencana apa pun itu yang menimpa individu atau menimpa khalayak ramai, baik itu gempa bumi, kekeringan, kelaparan, semua itu sudah dicatat di kitab Lauhul Mahfuzh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”[3]
Dalam hadits lainnya disebutkan,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin[4]) adalah qolam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya”[5]

Faedah ketiga
Takdir yang dicatat di Lauhul Mahfuzh tidak mungkin berubah sebagaimana maksud dari ayat yang kita bahas. Begitu pula disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
Pena telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfuzh) telah kering”.[6]
Al Mubarakfuri rahimahullah berkata,
كُتِبَ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ مَا كُتِبَ مِنْ التَّقْدِيرَاتِ وَلَا يُكْتَبُ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْهُ شَيْءٌ آخَرُ
“Dicatat di Lauhul Mahfuzh berbagai macam takdir. Ketika selesai pencatatan, tidaklah satu pun lagi yang dicatat.”[7]
Intinya, al kitabah (pencatatan) ada dua macam: (1) pencatatan yang tidak mungkin diganti dan dirubah, yaitu catatan takdir di Lauhul Mahfuzh; (2) pencatatan yang dapat diubah dan diganti, yaitu catatan di sisi para malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
يَمْحُوا اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Ar Ro’du: 39). Catatan yang terakhir yang terjadi itulah yang ada di Lauhul Mahfuzh.
Dari sini kita bisa memahami berbagai hadits yang membicarakan bahwa silaturahmi (menjalin hubungan dengan kerabat) bisa memperpanjang umur dan melapangkan rizki, atau do’a bisa menolak takdir. Di sisi Allah, yaitu ilmu-Nya, Allah mengilmui bahwa hamba-Nya menjalin hubungan kerabat dan berdo’a kepada-Nya. Ini di sisi ilmu Allah. Lantas Allah Ta’ala mencatatnya di Lauhul Mahfuzh keluasan rizki dan bertambahnya umur.[8]
Artinya di sini, Allah Ta’ala telah mengilmi bahwa hamba-Nya melakukan silaturahmi atau berdo’a kepada-Nya. Demikian yang Allah catat di Lauhul Mahfuzh yaitu adanya keluasan rizki dan bertambahnya umur.
Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika ditanya apakah rizki yang telah ditakdirkan bisa bertambah dan berkurang, beliau rahimahullah menjawab, “Rizki itu ada dua macam. Pertama, rizki yang Allah ilmui bahwasanya Allah akan memberi rizki pada hamba sekian dan sekian. Rizki semacam ini tidak mungkin berubah. Kedua, rizki yang dicatat dan diketahui oleh Malaikat. Ketetapan rizki semacam ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan sebab yang dilakukan oleh hamba. Allah akan menyuruh malaikat untuk mencatat rizki baginya. Jika ia menjalin hubungan silaturahmi, Allah pun akan menambah rizki baginya.”[9]
Jadi sama sekali takdir yang ada di Lauhul Mahfuzh tidak berubah, yang berubah adalah catatan yang ada di sisi Malaikat, dan itu pun sesuai ilmu Allah Ta’ala.

Faedah keempat
Musibah yang terjadi di muka bumi dan terjadi pada diri manusia, itu telah dicatat di kitab sebelum diciptakannya makhluk. Inilah tafsiran yang lebih baik pada firman Allah,
إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, yang dimaksud dengan menciptakannya di sini adalah penciptaan makhluk. Demikian dipilih oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Pendapat ini didukung dengan riwayat dari Ibnu Jarir, dari Manshur bin ‘Abdirrahman, ia berkata, “Setiap musibah di langit dan di bumi telah dicatat di kitab Allah (Lauhul Mahfuzh) sebelum penciptaan makhluk.”[10]

Faedah kelima
Tidaklah suatu musibah itu terjadi kecuali disebabkan karena dosa. Qotadah rahimahullah mengatakan, “Telah sampai pada kami bahwa tidaklah seseorang terkena sobekan karena terkena kayu, terjadi bencana pada kakinya, atau kerusakan menimpa dirinya, melainkan itu karena sebab dosa yang ia perbuat. Allah pun dapat memberikan maaf lebih banyak.”[11]

Faedah keenam
Ayat ini adalah di antara dalil untuk menyanggah pemahaman Qodariyah yang menolak ilmu Allah yang telah dulu ada[12]. Artinya, Qodariyah meyakini bahwa Allah baru mengilmui setelah kejadian itu terjadi. Padahal sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash,” Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” [13]

Faedah ketujuh
Maksud firman Allah,
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Yaitu Allah mengetahui segala sesuatu sebelum penciptaan sesuatu tersebut. Allah pun telah mencatatnya. Ini sungguh amat mudah bagi Allah karena Allah Maha Mengetahui sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang tidak terjadi dan mengetahui sesuatu yang tidak terjadi seandainya ia terjadi.[14] Sungguh Maha Luas Ilmu Allah.

Faedah kedelapan
Segala sesuatu yang telah ditakdirkan akan menimpa seseorang, tidak mungkin luput darinya. Segala sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya, tidak mungkin akan menimpanya. Inilah yang dimaksudkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.”[15]
Jika demikian, tidak perlu seseorang merasa putus asa dari apa yang tidak ia peroleh. Karena jika itu ditakdirkan, pasti akan terjadi.[16] Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu
Jika memang engkau kehilangan Hpmu yang berharga, tidak perlu bersedih karena inilah takdir yang terbaik untukmu. Siapa tahu engkau kelak akan mendapatkan ganti yang lebih baik. Engkau belum kunjung diangkat jadi PNS, jadi khawatir pula karena memang itu belum takdirmu. Engkau belum juga diterima di universitas pilihanmu, jangan pula khawatir karena takdir Allah sama sekali tidaklah kejam. Tidaklah perlu bersedih terhadap apa yang luput darimu.

Faedah kesembilan
Jangan pula terlalu berbangga dengan nikmat yang kita peroleh karena itu sama sekali bukanlah usaha kita. Itu semua adalah takdir yang Allah tetapkan dan rizki yang telah Allah bagi[17]. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ
Dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu

Faedah kesepuluh
Janganlah menjadikan nikmat Allah sebagai sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan lainnya. Itulah selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri

Sebagai penutup dari sajian ini, ada penjelasan yang amat bagus dari Asy Syaukani rahimahullah. Beliau mengatakan, “Janganlah bersedih dengan nikmat dunia yang luput darimu. Janganlah pula berbangga dengan nikmat yang diberikan padamu. Karena nikmat tersebut dalam waktu dekat bisa sirna. Sesuatu yang dalam waktu dekat bisa sirna tidak perlu dibangga-banggakan. Jadi tidak perlu engkau berbangga dengan hasil yang diperoleh dan tidak perlu engkau bersedih dengan sesuatu yang luput darimu. Semua ini adalah ketetapan dan takdir Allah ... Intinya, manusia tidaklah bisa lepas dari rasa sedih dan berbangga diri.”[18]

Jadi tidak perlu berbangga diri dan bersedih hati atas nikmat Allah yang diperoleh dan luput darimu. Pahamilah bahwa itu semua adalah takdir Allah, tak perlu sedih. Itu semua adalah yang terbaik untuk kita, mengapa harus terus murung. Itu semua pun sewaktu-waktu bisa sirna, mengapa harus berbangga diri.



Baca selengkapnya di sini:
http://rumaysho.com/belajar-islam/tafsir-al-quran/3169-jangan-berputus-asa-terhadap-sesuatu-yang-luput-darimu.html

Tujuh Golongan Yang Mendapat Kado Istimewa Dari Allah **

Tujuh Golongan Yang Mendapat Kado Istimewa Dari Allah **

scrawled by Al Ukhuwah Wal Ishlah on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 12:15 in the evenin'
Oleh: gust kemal prihadi


Saudara pembaca yang dirahmati Allah swt. Sudah kita ketahui bahwa usia pemuda adalah usia yang cukup menarik. Yang masih terkandung energi atau tenaga yang lebih banyak dibanding yang lebih senior. Dan Allah pun memberikan keistimewaan kepada pemuda. Karena PEMUDA HARI INI ADALAH PEMIMPIN MASA DEPAN yang harus dipersiapkan untuk menjadi teladan yang baik di kemudian hari. Allah pun memberikan ujian yang lebih “keren” kepada pemuda dibanding kepada orang tua. Hal kecil saja, misalnya seorang pemuda laki-laki yang sedang tertarik kepada seorang pemuda perempuan yang cantik. Hal ini ujian, yang jika tidak terjaga maka pemuda tersebut akan terjerumus kepada kemaksiatan. Lalu, ujian kemalasan beribadah kepada Allah. Jika ia lalai, maka Allah pun akan menyesatkannya.
Subhanallah Saudara pembaca, Allah Maha Adil, Dia memberikan ujian yang sebanding dengan pahala yang akan didapatkannya. Memang ini adalah sunnatullah, ini cara Allah untuk memberikan rasa pengharapan dan takut hanya kepada-Nya.

Berbicara mengenai kata perbuatan, Allah akan memberikan ganjaran pahala bagi orang yang beramal shalih, sebaiknya Dia akan memberikan hukuman bagi yang berbuat kemunkaran. Sebagaimana orang tua yang memberikan hadiah bagi anak-anaknya yang baik dan berprestasi dan memberikan hukuman bagi yang nakal.

Hadiah ini memang akan Allah berikan saat hari terakhir kita (kiamat), namun jika kita tidak mengetahuinya, mungkin kita akan diam dan berpangku tangan karena tidak mengetahui
Hadiahnya itu.
Naungan Allah pada hari kiamat, saat tidak ada naungan lagi selain dari Allah Yang Maha Rahmaan-Rahiim. Itulah kado istimewa yang Allah sediakan untuk kita, pemuda. Siapa saja tujuh golongan itu??

1. Hakim yang Adil

Nah lho…, katanya pemuda, tapi yang disebut malah hakim?? Saudara pembaca yang budiman, di antara kita mungkin sudah sering mendengarkan kalimat ini. Setiap orang adalah pemimpin atas dirinya, dan kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Jadi, jangan dulu memikirkan bahwa pemimpin itu membawa banyak orang di bawahnya, seperti presiden, gubernur, dan lainnya. Namun ternyata setiap kita adalah pemimpin bagi diri kita masing-masing. Jadilah pemimpin yang adil, yang selalu membawa diri ini kepada kebaikan. Itulah pemimpin yang adil, membawa yang dipimpinnya untuk selalu berbuat kebaikan, menghindarkan dari hal-hal yang membawa keburukan. Seperti beribadah yang taat, menghadiri majelis-majelis ilmu, berbuat baik kepada setiap orang terutama kepada orang-orang terdekat-orang tua, keluarga, sahabat-, dan lain sebagainya. Itulah pemimpin yang adil. Dan pemuda yang mengerti pasti bisa menjadi pemimpin yang adil.

2. Pemuda yang taat ibadah hanya kepada Allah swt.
Saudaraku yang diberkahi Allah, sungguh beruntung bagi orang-orang yang senantiasa untuk taat beribadah kepada Allah swt. Terutama kita, sebagai pemuda. Sungguh Allah akan memberikan banyak pahala kepada pemuda yang taat beribadah kepada-Nya, dibanding orang tua yang taat. Wajar saja, karena ujian (godaan)-nya lebih banyak dan dahsyat kepada pemuda. Seperti jaman sekarang, banyak sekali pemuda yang terlalaikan oleh teknologi, sinetron televisi, dan lainnya. Saat ini, pagelaran piala dunia di Afrika telah membuat pemuda lalai untuk shalat Maghrib dan ‘Isya, apalagi jadwalnya yang pukul 01.30 waktu Indonesia barat, sebagian telah alai untuk menunaikan qiyamul lail. Padahal waktu-waktu qiyamul lail adalah kesempatan kita untuk berkhalwat dengan Allah swt. Waktunya Allah mendengarkan doa-doa kita lebih dekat, karena waktu itu, Allah turun ke langit bumi-jarak terdekat antara langit dan bumi-.. semoga kita terus berusaha untuk meningkatkan ketaatan ibadah kita kepada Allah swt. Terlebih, sebentar lagi kita akan memasuki bulan penambangan pahala, bulan Ramadhan 1431 H. semoga Allah RIDHO menyampaikan kita kepadanya.

3. Pemuda yang terpaut hatinya kepada Masjid-masjid
Saudaraku yang mudah-mudahan selalu mendapat RIDHO Allah swt. Lagi-lagi Allah memberikan hadiah istimewanya itu untuk pemuda. Sungguh Allah memberikan nikmat yang banyak kepada para pemuda yang patut kita syukuri. Saudara pembaca, Allah akan memberikan Naungan-Nya di saat tidak ada lagi naungan kecuali dari-Nya kepada pemuda yang hatinya terpaut pada masjid. Dimana pun ia berada, sedang apapun ia beraktivitas, namun saat terdengar panggilan Allah swt.-adzan-, maka ia akan segera memenuhi panggilan tersebut. Tidak hanya untuk menunaikan shalat fardhu saja, namun juga untuk memakmurkan masjid-masjid Allah dengan mendawamkan tilawah Al-Qur’an, mengkaji hadits, kaji tafsir, mengajarkan pelajaran bermanfaat-terutama ilmu Islam- dan lain sebagainya. Dalam haditsnya, tertulis masaajida, yang artinya masjid-masjid (jamak), jadi kita tidak hanya saja memakmurkan masjid yang ada di sekitar rumah kita, namun terlebih kita harus berusaha memakmurkan masjid dimana pun kita berada. Baik sedang di perjalanan, atau sedang ada di luar kota tempat kita tinggal. Saudara pembaca, selamat memakmurkan masjid. Selamat menikmati jamuan Allah swt.

4. Pemuda yang bersedekah secara bersembunyi-sembunyi
Saudara pembaca, Rasulullah saw. adalah teladan kita semua, beliau juga adalah orang yang paling dermawan. Terlebih di bulan Ramadhan, kebaikan sedekahnya lebih cepat dibanding angina yang berhembus. Kita juga sepatutnya dapat mendermakan sedekah kepada yang membutuhkannya. Dan sedekah yang utama adalah sedekah secara sembunyi-sembunyi sehingga (ibaratnya) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. Ini menggambarkan tentang makna keikhlasan hati orang yang bersedekah. Sesungguhnya tidak ramai orang yang dapat menyembunyikan kebaikan yang dilakukannya melainkan akan terdapat juga perasaan riya’ dan ingin menunjuk-nunjuk supaya mendapatkan pujian atau sanjungan dari orang ramai atau sekurang-kurangnya ada orang yang mengetahui kebaikan yang dilakukannya itu. Sesungguhnya, sikap tersembunyi-sembunyi akan menimbulkan keikhlasan dan menjauhkan sifat riya’, insya Allah..

5. Dua pemuda yang bertemu dan berpisah karena Allah
Weish, tunggu dulu…ini buka antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya, namun saudara se-iman. Sesame ikhwan, atau sesama akhwat. Inilah yang menjadi usaha bagi yang sudah mempunyai kelompok rutin pekanan. Ia bertemu untuk merekatkan ukhuwah, bersama-sama berniat karena Allah untuk mencari ilmu, saling mengingatkan dalam kebaikan, ketaatan dan lainnya. Ia berpisah karena Allah untuk menyebar kebaikan kepada orang lain yang lebih banyak. Bersyukurlah, wahai saudara pembaca yang sudah mempunyai kelompok pertemuan. Allah akan memberikan pahala yang besar bagi orang-orang yang berkasih saying dan saling mengingatkan kepada kebaikan dan kesabaran. Betapa Allah memberikan pahala kepada dua orang yang bertemu dan berpisah karena-Nya, apalagi lebih dari dua orang. Perbanyaklah saudara kita.

6. Pemuda yang menolak rayuan wanita untuk berzina
Saudaraku, sungguh Allah Maha Tahu, ujian demi ujian yang kita lalui pastilah Allah akan memberikan imbalan yang setimpal jika kita dapat melalui ujian tersebut dengan baik dan benar menurut Allah swt. Dikisahkan seorang pedagang karpet pada jaman Rasulullah, yang juga sahabat beliau. Ia menjual karpetnya secara keliling. Karena saking ramah dan baik dan tampannya pedagang tersebut, maka hampir setiap hari ia dapat menjual karpet-karpetnya. Suatu hari di suatu daerah, karpet dagangannya belum ada yang membeli. Beberapa saat kemudian ada seorang gadis cantik yang menghampirinya. Ia berpura-pura akan membeli karpetnya jika pedagang ini ikut ke rumahnya. Maka, ia pun mengikuti karena tidak tahu niat jahat perempuan ini. Setelah mereka tiba di rumah, sang perempuan tersebut berbicara kepada pemuda tampan itu untuk berzina dengannya. Secara spontan, lelaki itu kaget dan menolak ajakannya. Beberapa saat kemudian ia mempunyai ide. Ia meminta izin ke kamar mandi. Secara tiba-tiba, si perempuan itu kaget melihat sang pemuda pedagang karpet itu sudah terlumuri kotorannya sendiri. Ya, sang pemuda melumuri badannya dengan kotorannya sendiri dengan tujuan supaya wanita tidak ingin berzina dengannya. Karena baunya, maka wanita itu pun mengusir pemuda penjual karpet itu. Sepanjang perjalanan pulang banyak yang mengganggapnya orang gila dan bau terhadapnya. Sang Pemuda bergegas mandi dan membersihkan dirinya dengan bersih. Saat sudah mandi dan berkemas untuk melanjutkan dagangnya, banyak sahabat lain dan orang-orang di sekitarnya mencium bau harum seperti parfum kasturi. Bahkan dari jarak yang jauh. Setelah Rasulullah mengetahuinya, beliau dan para sahabat menjulukinya sebagai Sang “Al-Misk”, yang harum seperti parfum surga. Dari peristiwa itu, sampai meninggalnya-bahkan sampai di surga, sahabat itu akan tetap harum kasturi.. (al-hadits). Itulah balasan dari Allah swt. Kepada orang-orang yang mampu menjaga diri dan kehormatan hidupnya.

7. Pemuda yang mencucurkan air mata saat shalat malam.
Saudara pembaca, ada lagi satu peristiwa yang cukup menggugah kita, yang patut ditafakuri oleh semua. Cerita ini pula yang menjadi sebab turunnya (asbabul nuzul) Qur’an Surat Ali Imran ayat 190-191. Pada suatu subuh, Bilal bin Ra’bah memanggil Rasulullah saw. Karena pada Subuh tersebut tidak seperti biasanya, Rasulullah belum dating-datang untuk menunaikan shalat subuh berjamaah. Setelah Bilal menghampiri, ia mendapati Rasulullah sedang menangis tersedu-sedu. Rasulullah saw. Bercerita kepada Bilal bahwa ia baru menerima wahyu dari Allah swt. Melalui Malaikat Jibril. “Inna Fii Kholqissamaawaatii wal ardh, wakhtilaa fillaili wan nahaari la aayatilliuulil albaab”; Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam pada malam terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Saat itu Bilal bertanya, bukankah engkau sudah berakal Yaa Rasulullah?? Lalu Rasulullah saw menjawab: “memang Allah memberiku kelebihan dan akal yang dapat menerjemahkan ayat ini, tapi bagaimana dengan umatku??” lalu Bilal pun hanya terdiam dan ikut menitikkan air matanya.
Saudara pembaca yang mulia dan saya banggakan, Allah menyediakan waktu-waktu yang mustajabnya do’a, saat itulah semestinya kita dapat berkomunikasi langsung denganNya melalui dzikir-dzikir dan do’a-do’a kita. Sungguh Allah akan mengabulkan doa-doa itu. Saudara pembaca, berdo’alah kepadaNya, memohon apa yang kita minta. Salah satu waktu mustajab itu adalah dengan qiyamullail, karena waktu itu Allah akan turun ke bumi, menjadi saksi bahwa hambaNya mendekatkan diri kepadaNya di saat yang lain sedang terlelap tidur.
Ingatlah, ada dua tetesan yang haram tersentuh neraka. Tetesan air mata karena tangisan kepada Allah saat shalat malam dan tetesan darah syuhada yang berjihad di jalan Allah…
Itulah saudara pembaca, tujuh hal yang menjadikan kita mendapatkan hadiah, kado special dari Allah swt. Semoga kita dapat menjadi salah satu golongan di atas, menjadi hamba Allah yang mendapat naunganNya di saat tidak ada lagi naungan Allah kepada siapa pun. Perbanyaklah ketaatan (ibadah) kita kepada Allah.
Saudara pembaca, berbaiksangkalah kepada Allah swt.

Dakwatuna.com

Bentengi Umat dengan Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan

Bentengi Umat dengan Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan

scrawled by ICMI - IKATAN CENDEKIAWAN MUSLIM SE-INDONESIA on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 12:10 in the evenin'

Agresifitas  yang cenderung mengacu kepada kekerasan yang terjadi di sebagian umat beragama, perlu dipahami dari sudut pandang ekonomi, karena boleh dikatakan pemicunya adalah kefrustasian mereka terhadap banyak janji di sana-sini tapi tidak ada kemajuan dan perubahan. Demikian disampaikan Ketua Presidium ICMI, Ilham Akbar Habibie saat mencurahkan buah pikiran dalam Pertemuan Pimpinan Ormas Islam tentang Kerukunan Umat Beragama yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta (17/1).

Belum Terasa Dampaknya

“Masalahnya bukan Islam atau tidak Islam tapi bagaimana kita membuat satu sistem kenegaraan yang bisa memuaskan semua anggota umat,” imbuh Ilham.

Lebih lanjut dipaparkan Ilham, meski negara saat ini secara makro berada dalam posisi yang sering dibanggakan, tapi tetap saja bagi umat kita masih tidak berasa ada dampak pada kehidupan mereka sehari-hari. Kebanyakan umat kita masih mencari pekerjaan, kehidupannya belum stabil, pendidikan anaknya belum terjamin. Karena itu peran ormas dalam pemberdayaan umat baik secara intelektual maupun ekonomis akan sangat membantu mencegah gejala agresifitas tersebut.

“Secara faktual, inilah tantangan-tantangan umum yang dihadapi umat di lapangan terkait ekonomi, pendidikan dan kesehatan untuk diperhatikan sehingga kita mengerti apa saja yang harus dikerjakan untuk membentengi posisi umat kita di Indonesia,” jelasnya.


MUI Dukung RUU Kerukunan Antarumat Beragama

MUI menyatakan dukungannya terhadap rencana Pemerintah menyusun Rancangan Undang Undang Kerukunan Antarumat Beragama. Ketua MUI Bidang Kerukunan Antarumat Beragama, Slamet Effendi Yusuf, mengatakan, UU itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan akan adanya regulasi, menghindari benturan kepentingan.

"Kami mendukung, karena pengaturan hal-hal itu belum sampai tingkat Undang Undang, hanya ada pada peraturan bersama menteri dan surat keputusan menteri," kata Slamet di kantor MUI, usai Pertemuan Pimpinan Ormas membahas Kerukunan Antarumat Beragama, di Kantor MUI, Jakarta (17/1).

"Kita menginginkan adanya peraturan perundang-undangann yang secara institusional dan secara yuridis pengaturannya dalam undang-undang," tambahnya. Untuk mendukung penyusunan RUU Kerukunan Antarumat Beragama tersebut, MUI, kata Slamet, sudah membentuk tim komisi kerukunan dan perundang-undangan.

The Concealed Pearl

The Concealed Pearl

scrawled by My Hijaab Is My Protector on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 11:41 in the mornin'
 
 

Two Muslim girls in a classroom – one wearing a Hijab; the other one without.
The girl with no scarf – eager to have a laugh began to gossip and shout…

“Take off your headscarf – lets see the length of your hair…
Go on just this once – it’s only a dare!”


The other girl scoffed still wanting to have fun…
“So you’re prepared to roast under the burning sun??”

“Yes – because the heat right now means nothing to me;
It is the hell fire which is extremely scary”

Girl with no scarf – still wanting to say more…
“Why are you wearing it? What is the purpose for?”

“Allah will keep evil and punishment away from me….
This Hijab is there in my life for security…
I love and value my faith – which is why I cover my head”
Smiling the girl in the Hijab had said.

The other girl tensed – but not showing she’s feeling bad….
“Why not show everyone your beauty – once you have, you’ll feel ever so glad!”


“The beauty is inside me – where Islam is growing in my heart…
…appreciating Allah is the way for a happy start!”

At this point, the girl with no Hijab had nothing else left to say…
She knew that the other girl was always joyful and confident each and every day.
She realised that this Sister in Hijab will always remain pure and never will walk in shame….
The girl with no scarf knew she wanted to be exactly the same.

This is why, when she went home – she made a very big decision.
She realised that loving Allah can put you in such a wonderful position.

In the classroom, the next day – this girl was wearing her Hijab for the first ever time – feeling so proud…
Looked at the other girl whom she had made fun of before had said out loud…

“Oh sister of Islam – forgive me for the things I have said….
Seeing the love you hold for our religion has today made me cover my head…
Your sweet and caring words that you so dearly expressed…
Made me see how Islam has given you so much respect


I know that Allah will gift those who follow Islam….
Wearing my Hijab – I know that I will be safe from any harm.

Thank you My Sister – for you who I now admire and congratulate
Together as Muslims, we should aim to reach Jannat’s Gates.”

The first girl – amazed, had happiness all over her face
Smiled with love and gave the Sister a lot of praise.
“Marshallah Sister – Indeed Allah will purify your heart and your deen…
Continue love for our faith and in Heaven we will be seen…
Wearing the Hijab – we will always stay as the ‘Respected
Girl’….


Purity is required of all, because Almighty Allaah says in another verse (interpretation of the meaning):
“O Prophet! Tell your wives and your daughters and the women of the believers to draw their cloaks (veils) all over their bodies (i.e. screen themselves completely except the eyes or one eye to see the way). That will be better, that they should be known (as free respectable women) so as not to be annoyed”

[al-Ahzaab 33:59].



Her rejection of both types, and them making fun of her, is apostasy from Islam,Hijab is prescribed in Islam and that it is part of the religion of Allaah, so denying it and making fun of it is kufr which puts one beyond the pale of Islam.

If you have friends who makes fun of hijab then say this to them:
Allaah says (interpretation of the meaning):
“And when they hear Al‑Laghw (dirty, false, evil vain talk), they withdraw from it and say: ‘To us our deeds, and to you your deeds. Peace be to you. We seek not (the way of) the ignorant’”

[al-Qasas 28:55].

And to Allah Subhana Wa Taala we will be known as the ‘Concealed Pearl!’

prl

Kisah Nabi Luth dan kaumnya

Kisah Nabi Luth dan kaumnya

scrawled by syahirul.com on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 11:30 in the mornin'
Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga dalam waktu yang singkat jumlah yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat yang disediakan . Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dengan Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.

Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum

Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.

 Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mrk tidak meredhai amal perbuatan mrk yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka. Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.

Nabi Luth berseru kepada mrk agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada pengunjung yang datang ke Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.

Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mrk beriman dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.

Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mrk juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat kelak.

Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi Luth.

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mrk adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mrk bahwa dia adalah utusan Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yang akan diturunkan keatas kaum Saum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalanan mrk hendak memasuki kota, mrk berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.

Si ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran puterinya menjadi binggung jawapan apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah yang akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.

Nabi Luth berusaha dan berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahsiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.

Terjadilah apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mrk dan berseru agar mrk kembali ke rumah masing-masing dan jgn menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mrk diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mrk dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mrk dilanda azab dan seksaan Allah.

Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan dipedulikan ,mrk bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:” Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mrk yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri.

Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang -orang yang haus homoseks itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat melihat sesuatu. mrk mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak para berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersam keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.

Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yang mendatang.

Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah “Al-Anbiyaa” ayat 74 dan 75 , surah “Asy-Syu’ara” ayat 160 sehingga ayat 175 , surah “Hud” ayat 77 sehingga ayat 83 , surah “Al-Qamar” ayat 33 sehingga 39 dan surah “At-Tahrim” ayat 10.

Sumber: http://goo.gl/NfAbG

Dr Lee Boon Chye: UMNO dan MCA rampas tanah lagi

Dr Lee Boon Chye: UMNO dan MCA rampas tanah lagi

scrawled by Jom Ubah Malaysia on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 11:28 in the mornin'
Ahli Parlimen Gopeng Dr Lee Boon Chye mendedahkan bahawa dua bidang tanah di Meru Raya Ipoh telah dirampas oleh UMNO dan MCA dan mengesyaki ini adalah satu lagi skandal penyelewengan rampasan tanah oleh Barisan Nasional.

Beliau berkata, jumlah keluasan tanah tersebut adalah enam ekar di mana MCA dan UMNO masing-masing mendapat 3 ekar tanah.

“Ini jelas menunjukkan bahawa penyelewengan kuasa dan korupsi Barisan Nasional bukannya julung kali berlaku (Isolated Case) tetapi ini adalah kerosakan sistem dan penyelewengan kuasa yang sistematik serta disusun atur oleh Barisan Nasional.”

Beliau mengulas, tanah tersebut adalah terletak di pusat Meru Raya iaitu tempat yang bakal menjadi hub utama pembangunan ekonomi Ipoh menurut Draf Rancangan Tempatan Ipoh 2020.

“Hub pengangkutan awam, BioDcity dan kebanyakkan institusi kerajaan termasuk Majlis Bandaraya Ipoh juga akan bertapak di situ, MCA dan UMNO dijangkan mengaut keuntungan tinggi melalui rampasan tanah tersebut.”

Beliau mengulas, guna tanah kedua-dua tapak tersebut adalah untuk Institusi dan Kemudahan Rakyat tetapi kini dirampas oleh UMNO dan MCA untuk matlamat peribadi.

“Menteri Besar Perak Dato Seri Zambry Kadir dan Presiden MCA Dato Chua Soi Lek perlu menjelaskan kes ini dalam tempoh satu minggu.”

Beliau membongkarkan kes penyelewengan tersebut bersama ADUN Teja Chang Lih Kang dan ADUN Sepetang Tai Sing Ng di sidang media semalam.

Selain itu, Chang Lih Kang berkata walaupun beliau telah mendedahkan dua kes penyelewengan rampasan tanah rakyat sebelum ini, nampaknya pihak kerajaan negeri dan SPRM tidak berniat untuk mengambil tindakan susulan untuk mendakwakan mereka yang bersalah.

Beliau berkata, rampasan tanah kerap berlaku setelah kerajaan Barisan Nasional merampas kuasa kerajaan Pakatan Rakyat Perak sejak tahun 2009.

“Ini akan menunjukkan Barisan Nasional kian hari bermaharajalela untuk merampas tanah rakyat, Slogan “Rakyat Didahulukan” adalah janji kosong oleh kerajaan Barisan Nasional.”

Chang Lih Kang pernah mendedahkan dua kes rampasan tanah rakyat yang berlaku di kawasan Gopeng, Sungai Itek sebelum ini.  Rancangan Perkampungan tersusun Sungai Itek diberikan 10 unit sebagai kuota Ketua UMNO Bahagian Gopeng Dato Hamzah dan satu lagi kes dimana tanah seluas 50 ekar diberikan kepada Syarikat Safura House of Diamond Sdn Bhd dengan pemegang saham utama syarikat tersebut adalah Timbalan Ketua UMNO Bahagian Gopeng Majer (B) Roslan Zakaria.

Beliau berkata, kami sedang mengumpulkan lebih banyak kes penyelewengan kuasa dan rampasan tanah oleh Barisan Nasional dan kami berjanji akan melaporkan kes tersebut kepada SPRM dan Kerajaan Negeri pada masa yang terdekat.

Beliau menggesa pihak SPRM dan kerajaan negeri seharusnya mengambil tindakan yang proaktif untuk mencegah rasuah dan penyelewengan UMNO Barisan Nasional daripada berlaku lagi.

Dr Lee, Chang Lih Kang (kiri) dan Tai Sing Ng (kanan) menunjukkan pelan yang menyatakan tapak UMNO dan MCA dan pelan tanah Meru Raya.
Pelan tersebut jelas menyatakan UMNO dan MCA merampas tanah rakyat.

KISAH AYAM DAN KAMBING

KISAH AYAM DAN KAMBING

scrawled by Classic Berbisik on t' date o' Day o' the Sun, Januarrrry 16, 2011 roundabouts 8:53 in the evenin'
Pada suatu hari,ayam telah menghiaskan dirinya dengan menyangkut manik-manik yang berkilauan pada setiap helaian bulunya.
Tajinya diasah sehingga berkilauan dan berjalanlah ia menuju ke kediaman kambing.

Tiba di kediaman kambing,
ayam pun menyapa sahabatnya itu.

Ayam : Kambing, pekabo?

Kambing : Baik. Wah,ayam.
Bukan main lagi kau.
Kau nak ke mana
hensem-hensem ni.


Ayam : Takde ke mana.
Sesajalah nak tengok riaksi engko.

Kambing : Tapi kan ayam,
macam mana pun ko berhias, ko jalan tetap kaki ayam, kan?

Ayam : Ko kutuk aku ye.
Ko pun apa kurangnya.....

Kambing : Apsal pulak?

Ayam : Nampak macam alim.
Bela janggut.
Tapi TELUR nampak...



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.














~~~ http://www.haticlassic.blogspot.com/

Pengaruh Filsafat Terhadap Kemunduran Islam

Pengaruh Filsafat Terhadap Kemunduran Islam

scrawled by Mantan Intelijen on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 4, 2011 roundabouts 4:03 in the evenin'
oleh: Mohammad Maghfur Wachid

Pengantar
Lahirnya filsafat di Dunia Islam memang tidak dapat dipisahkan dari tradisi ilmu kalam yang mendahuluinya. Sebelumnya, para mutakallimin memang telah menggunakan mantiq (logika) dalam tradisi kalam mereka, baik untuk membantah maupun menyusun argumentasi. Dalam hal ini, bukti paling akurat dapat dilacak dalam kitab al-Fiqh al-Akbar, karya Abu Hanifah (w. 147 H/768 M).1 Selain menggunakan mantik, beliau juga menggunakan istilah filsafat, seperti jawhar (substabsi) dan ‘aradh (aksiden), yang notabene banyak digunakan Aristoles dalam buku-bukunya.

Ini membuktikan, bahwa mantik sebagai teknik pengambilan kongklusi (kesimpulan) telah digunakan oleh ulama kaum Muslim pada abad ke-2 H/8 M. Hanya saja, ini tidak secara otomatis menunjukkan bahwa filsafat telah dikaji secara mendalam pada zaman itu. Bukti di atas hanya membuktikan pemanfaatan logika mantik dalam menghasilkan kongklusi. Kesimpulan ini juga tidak dapat digunakan untuk menarik kongklusi yang lebih luas mengenai kemungkinan logika telah dipelajari secara mendalam oleh para mutakallimin, sebagaimana logika yang diuraikan oleh Ibn Sina.2 Sebab, bukti yang akurat menunjukkan, bahwa perkembangan pemikiran filsafat Yunani di negeri Islam baru terjadi setelah aktivitas penerjemahan pada zaman Abbasiyah.

Meski demikian, penggunaan logika (mantik), diakui atau tidak, telah membuka celah masuknya filsafat di Dunia Islam. Karena itu, pasca generasi Washil, filsafat Yunani kemudian dipelajari secara mendalam oleh ulama Muktazilah, separti Dhirar bin Amr, Abu Hudhail al-‘Allaf, an-Nazhzham, dan lain-lain. Dari sinilah kemudian, lahir karya mereka, seperti Kitâb ar-Radd ‘alâ Aristhâlîs fî al-Jawâhir wa al-A‘râdh, karya Dhirar bin ‘Amr, Al-Jawâhir wa al-A‘râdh dan Tathbît al-A‘râdh, karya Abu Hudhail al-‘Allaf, Kitâb al-Manthiq dan Kitâb al-Jawâhir wa al-A‘râdh, karya an-Nazhzham.3
Di samping itu, penyebaran filsafat ini semakin meningkat, khususnya sejak al-Makmun, murid Abu Hudhail al-‘Allaf, tokoh Muktazilah Baghdad, mendirikan Baitul Hikmah tahun 217 H/813 M; sebuah pusat kajian filsafat yang dipimpin oleh Yuhana bin Masawih. Di kota ini juga al-Kindi (w. 260 H/873 M) banyak berinteraksi dengan para penerjemah filsafat dari bahasa Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab, seperti Yahya bin al-Baitriq (w. 200 H/815 M) dan Ibn Na‘imah (w. 220 H/830 M).4 Di sinilah al-Kindi juga dibesarkan sebagai filosof Arab yang pertama. Setelah itu, menyusul nama-nama seperti al-Farabi (w. 339 H/951 M) dan Ibn Sina (w. 428 H/1049 M). Mereka adalah para filosof yang hidup di Timur. Di Barat, lahir nama-nama seperti Ibn Bajjah (478-503 H/1099-1124 M), Ibn Thufail (w. 581 H/1185 M),5 dan Ibn Rusyd (w. 600 H/1217 M).

Secara umum, ciri filsafat mereka tidak jauh dari filsafat Yunani yang didominasi oleh Plato dan muridnya, Aristoteles. Baik pandangan al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Bajjah, Ibn Thufail maupun Ibn Rusyd, semuanya nyaris hanya membela pandangan Plato atau Aristoteles. Kadang-kadang mereka terlibat untuk mengkompromikan kedua pandangan tokoh ini, seperti yang dilakukan oleh al-Farabi, atau bahkan mencoba mengkompromikan Islam dengan pandangan kedua filosof Yunani tersebut, seperti yang dilakukan oleh al-Kindi6 atau Ibn Rusyd.7 Karena itu, tepat sekali apa yang dikemukakan oleh Ibn Khaldun yang menyatakan bahwa mereka hanyalah para penjiplak (al-muntahilûn). Artinya, apa yang mereka tulis itu bukan merupakan pemikiran mereka sendiri, melainkan pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh para filosof Yunani sebelumnya. Jumlah mereka, kata an-Nabhani, tidak banyak, sehingga pandangan-pandangan mereka tidak menjadi arus utama pemikiran umat Islam pada zamannya.

Sementara itu, filsafat Persia dan India juga berkembang di Dunia Islam, terutama setelah ditaklukkannya kedua wilayah tersebut pada zaman permulaan Islam. Hanya saja, kalau filsafat Yunani telah melahirkan para filosof Muslim, maka filsafat Persia dan India tidak. Salah satu faktornya adalah karena minimnya referensi kedua filsafat tersebut—kalau tidak boleh dibilang tidak ada—yang bisa dikaji oleh kaum Muslim.

Adakah Filsafat dalam Islam?
Secara harfiah, istilah filsafat itu berasal dari kata philosophia. Menurut Ibn Nadim (w. 380 H/985 M), mengutip keterangan Plutarch (± 100 M), istilah ini mula-mula digunakan oleh Phytagoras (572-497 SM),8 yang kemudian diarabkan menjadi al-falsafah. Kemungkinan yang mengarabkan pertama kali adalah Yahya bin al-Baitriq (w. 200 H/815 M), penerjemah buku Timeaus, karya Plato. Sebab, kata philosophy (Arab: falsafah) itu ada di dalam buku tersebut.9 Hanya saja, bukti yang paling otentik penggunaan istilah tersebut dapat ditemukan dalam Kitab al-Falsafah al-Ulâ fî mâ dûna ath-Thabi‘iyyah wa at-Tawhîd, karya al-Kindi.10

Philosophia itu sendiri berasal dari bahasa Greek (Yunani Kuno), yaitu philos dan sophia. Philos artinya cinta; atau philia berarti persahabatan, kasih sayang, kesukaan pada, atau keterikatan pada. Sophia berarti hikmah (wisdom), kebaikan, pengetahuan, keahlian, pengalaman praktis, dan intelegensi.11

Philosophia, menurut al-Syahrastani (w. 548 H/1153 M), berarti mahabbah al-hikmah (cinta pada kebijaksanaan), dan orangnya (faylasuf) disebut muhibb al-hikmah (orang yang mencintai kebijaksanaan).12 Ini seperti yang dinyatakan oleh Socrates dalam Mukhtashar Kitâb at-Tuffâhah (Ringkasan Kitab Apel).13
Saecara khusus, hikmah (wisdom) ini kemudian dibagi menjadi dua: qawliyyah (intelektual) dan ‘amaliyyah (praktis).14 Sebab, kebahagiaan (happiness) yang dikehendaki oleh filosof adalah substansinya; virtuous activity is identical with happiness (melakukan kebaikan adalah identik dengan kebahagiaan).15 Kebahagiaan itu sendiri hanya bisa diraih melalui wisdom, baik dengan mengetahui kebenaran (knowledge of the good) maupun melaksanakan kebaikan (virtuous activity).16

Istilah filsafat ini kemudian digunakan oleh al-Kindi dengan konotasi: pengetahuan tentang hakikat sesuatu sesuai dengan kemampuan manusia.17 Al-Farabi menyebutnya sebagai pengetahuan tentang eksistensi itu sendiri.18 Al-Khawarizmi menyebutnya pengetahuan tentang hakikat benda dan perbuatan yang berkaitan dengan mana yang lebih baik sehingga dapat diklasifikasikan: yang teoretis (nazhari) dan yang praktis (‘amali).19

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa filsafat itu bukan merupakan pengetahuan an sich, tetapi juga merupakan cara pandang tentang berbagai hal, baik yang bersifat teoretis maupun praktis. Secara teoretis, filsafat menawarkan tentang apa itu kebenaran (al-haq)? Secara praktis, filsafat menawarkan tentang apa itu kebaikan (al-khayr)? Dari dua spektrum inilah kemudian filsafat merambah ke berbagai wilayah kehidupan manusia, sekaligus memberikan tawaran-tawaran solutifnya. Karena itu, dalam konteks inilah, Ibn Qayyim al-Jauziyah (w. 751 H/1350 M) berkesimpulan, bahwa filsafat adalah paham (isme) di luar agama para nabi. Disamping itu, filsafat memang ajaran yang murni dihasilkan oleh akal manusia.20

Jika demikian faktanya, maka jelas filsafat itu—baik sebagai ajaran maupun pengetahuan—tidak ada dalam Islam. Sebab, Islam telah mengajarkan tentang al-haq (kebenaran) dan al-khayr (kebaikan), termasuk cara pandang yang khas tentang keduanya. Bukan hanya itu, Islam juga telah menjelaskan hakikat dan batasan akal, metode berpikir dan pemikiran yang dihasilkannya. Tentang yang terakhir ini, barangkali dapat merujuk buku at-Tafkîr karya Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani.

Dampak Filsafat Terhadap Kemunduran Umat Islam
Harus ditegaskan kembali, bahwa pemikiran filosof pada zaman Kekhilafahan Islam memang bukan merupakan arus utama. Namun, pola berpikir mereka, khususnya penggunaan logika (mantik), telah merambah hampir ke seluruh bidang; mulai dari bidang akidah, usul fikih hingga tasawuf—meski fikih tetap harus dikecualikan dari penggunaan logika tersebut.

Di bidang akidah, penggunaan logika (mantik) ini telah melahirkan perdebatan panjang di kalangan para ulama usuluddin sehingga melahirkan ilmu kalam. Lahirnya ilmu kalam bukannya mengakhiri masalah, tetapi justru sebaliknya. Ilmu kalam inilah yang menyebabkan akidah kaum Muslim diwarnai dengan perdebatan demi perdebatan. Akibatnya, akidah mereka telah kehilangan substansinya sebagai pondasi. Sebab, akidah tersebut telah oleng. Para ulama ushuluddin yang juga ulama ushul fikih itu kemudian membawa pola berpikir tersebut dalam bidang ushul fikih. Perdebatan tentang hasan, qabîh, khayr, syarr, sampai muqaddimah (premis) pun terbawa. Karena itu, tidak pelak lagi, ushul fikih pun dipenuhi dengan perdebatan ala mutakallimin. Akibatnya, ushul fikih tersebut telah kehilangan substansinya sebagai kaidah (pondasi), yang digunakan untuk menggali hukum.

Fenomena pertama, diakui atau tidak, telah menyebabkan hilangnya gambaran kaum Muslim tentang qadhâ’ dan qadar, takdir, surga, neraka, serta keimanan yang bulat kepada Allah. Kondisi ini diperparah dengan pandangan sufisme—yang banyak dipengaruhi filsafat Persia dan India—seputar kehidupan panteistik, asketik, dan lain-lain. Semuanya ini pada gilirannya menyebabkan disorientasi kehidupan kaum Muslim.
Kemudian, fenomena kedua telah menyebabkan hilangnya ketajaman intelektual kaum Muslim dalam menyelesaikan persoalan. Daya kreativitas mereka menjadi tumpul. Ushul fikih berkembang, tetapi ijtihad mandeg; bukan semata-mata karena adanya seruan ditutupnya pintu ijtihad, tetapi juga karena hilangnya vitalitas ushul fikih sebagai kaidah istinbâth (penggalian hukum).

Setelah semuanya itu, maka sempurnalah kejumudan kaum Muslim sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan berbagai persoalan baru yang silih berganti, yang mereka hadapi. Bertambahnya wilayah baru pada zaman Khilafah Utsmaniyah, diakui atau tidak, telah memunculkan persoalan baru. Akan tetapi, karena kemampuan ijtihad itu telah hilang, masalah pun akhirnya menumpuk. Beban mereka pun semakin hari semakin berat. Karena itu, ketika Barat bangkit dengan renaissance-nya, mereka pun bingung: menerima kemajuan Barat, dengan segala produknya, atau menolaknya. Pada saat itu, ada yang secara ekstrem menolak segala produk Barat, dan ada yang sebaliknya. Hanya saja, tidak ada satupun di antara mereka yang bisa membedakan: mana tsaqâfah, dan mana ‘ulûm; mana hadhârah dan mana madaniyah.


Seiring dengan kakalahan kelompok yang pertama, maka semua produk Barat mulai diambil oleh kaum Muslim, mulai yang bersifat fisik sampai non-fisik. Dari sanalah, perundang-undangan ala Barat mulai diperkenalkan kepada kaum Muslim. Lalu model fikih taqnîn (yang berbentuk undang-undang dengan pasal perpasal) pun mulai muncul; sebut saja kitab al-Ahkâm al-’Adliyyah. Setelah itu, perundang-undangan Barat mulai masuk dan menggantikan perundang-undangan Islam. Kemudian terjadilah pemisahan mahkamah menjadi: sipil dan syariah. Demikian seterusnya hingga sedikit demi sedikit hukum Islam pun lenyap dari peredaran dan tidak lagi diterapkan, selain dalam bidang ahwâl syakhshiyah.

Selanjutnya, tepat pada tanggal 3 Maret 1924 M, pemberlakukan hukum Islam pun diakhiri dengan dibubarkannya institusi Khilafah, dan dibekukannya Islam oleh Kamal Attaturk. Setelah itu, sampai saat ini, kehidupan kaum Muslim terus terpuruk. Wallâhu a‘lam. [Mohammad Maghfur Wachid] 
==============
  1. Abu Hanifah mengatakan, “Allah Swt. adalah satu (yang diketahui) bukan melalui angka, tetapi dengan cara, bahwa Dia tidak mempunyai sekutu.” Lihat: Abu Hanifah, Matan al-Fiqh al-Akhbar, hlm. 323. Ini melanjutkan perdebatan Plato tentang angka, apakah angka merupakan substansi atau aksiden. Untuk keluar dari perdebatan tersebut, kelihatannya Abu Hanifah menggunakan jawaban taktis di atas.
  2. Menurut Ibn Sina, mantiq (logika) meliputi sembilan bagian. Pertama, pembahasan tentang pembagian lafal dan makna, yang dijelaskan dalam kitab yang populer dengan judul, al-Madkhal, karya Pirtoes. Kedua, pembahasan mengenai makna angka tunggal, yang dijelaskan dalam kitab Categories, karya Aristoteles. Ketiga, pembahasan mengenai susunan makna tunggal secara positif dan negatif, yang dijelaskan dalam kitab On Interpretation, karya Aristoteles. Keempat, pembahasan mengenai susunan proposisi, atau analogi, yang dijelaskan dalam kitab Prior Analytics, karya Aristoteles. Kelima, pembahasan untuk mengetahui secara mendalam mengenai syarat-syarat analogi dalam menyusun proposisi yang menjadi premis-premisnya. Ini dijelaskan dalam kitab Ponethyca, karya Aristoteles. Keenam, pembahasan mengenai analogi yang bermanfaat untuk menyerukan kepada orang yang kurang paham. Ini dijelaskan dalam kitab Tonica, karya Aristoteles. Ketujuh, pembahasan mengenai kesalahan berpikir yang terjadi dalam penyusunan argumentasi dan penggunaan dalil, yang terangkum dalam kitab On Sophistical Refutations, karya Aristoteles. Kedelapan, pembahasan yang berisi standar pidato yang bermanfaat, yang terangkum dalam kitab Rethoric karya Aristoteles. Kesembilan, pembahasan yang berisi ungkapan bersyair, yang terangkum dalam buku Rethoric karya Aristoteles. Ibn Sina, Risâlah fî Aqsâm al-‘Ulûm al-‘Aqliyyah, hlm. 271-272.
  3. Ibn al-Nadim, al-Fihrist, hlm. 288, 299 dan 286.
  4. Badawi, al-Falsafah, hlm. 156.
  5. Ibn Tufayl, Hayy bin Yaqzhân, ed. Ahmad Amīn, Dar al-Ma‘arif, Mesir, 1952, hlm. 62.
  6. Al-Kindi, Rasâ’il al-Kindi, hlm. 35 dan 36.
  7. Ibn Rusyd, Fasl al-Maqâl fî mâ bayna al-Syari‘ah wa al-Hikmah min al-Ittishâl, hlm. 33.
  8. Ibn Nadim, al-Fihrist, Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, hlm. 400.
  9. Ibid. hlm. 402; Plato, Timeaus, http://books.mirror.org/gb.plato.html., 19 November 2001.
  10. Ibn Nadim, ibid, hlm. 415.
  11. Tim Rosda, Kamus, hlm. 249.
  12. Al-Syahrastani, al-Milal wa an-Nihal, hlm. 364; Aristoteles, Nicomachean Ethics, Book I, Part 6, http://books.mirror.org/gb.aristotle.html., 19 November 2001.
  13. Socrates, Mukhtashar Kitâb al-Tuffâhah al-Mansûb li Suqrâth, hlm. 222; Aristoteles, Kitâb al-Tuffâhah al-Mansûb li Aristhûtâlis, hlm. 234. Lihat: Plato, Fîdûn wa Kitâb at-Tuffâhah, ed. Ali Sami an-Nasysyar dan Abbas asy-Syarbini, Dar al-Ma‘rifah, Mesir, 1974, hlm. 222 dan 234.
  14. Lihat: Aristoteles, Nicomachean Ethics, http://books.mirror.org/gb.aristotle.html., 19 November 2001; Aristoteles, Politics, http://books.mirror.org/gb.aristotle.html., 19 November 2001.
  15. Aristoteles, Ibid.
  16. Aristoteles, Prior Analytics, http://books.mirror.org/gb.aristotle.html., 19 November 2001.
  17. Al-Kindi, Rasâ’il al-Kindi al-Falsafiyyah, ed. Abu Ridah, Kairo, 1950, Juz I, hlm. 97.
  18. Al-Farabi, al-Jam‘ Bayn Ra’yay al-Hakîmayn, ed. Albert Nashri Nader, al-Mathba‘ah al-Kathulikah, Beirut, 1969, hlm. 81.
  19. Klasifikasi ini dilakukan oleh Aristoteles, yang telah membagi hikmah (wisdom) menjadi dua, yaitu praktis dan teoretis. Lihat: Aristoteles, Nicomachean Ethics, Book I, Part 8 dan 13, http://books.mirror.org/gb.aristotle.html., 19 November 2001.
  20. Ibn Qayyim, Ighâthah al-Lahfân min Mashâyid al-Syaythân, ed. Muhammad al-Faqqi, t.p., t.t., hlm. 257.

Cara - Cara Syaitan Untuk Menelanjangi Wanita

Cara - Cara Syaitan Untuk Menelanjangi Wanita

scrawled by Lina Nazer on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 10:34 in the mornin'

Sebagaimana yg kita sedia maklum, syaitan asalnya juga ditempatkan di Syurga. Namun disebabkan keingkarannya mematuhi perintah Allah utk sujud kpd Adam, maka akhirnya syaitan dihalau keluar dari Syurga, lalu ditempatkan di Neraka. Dan oleh sebab itu juga, syaitan merasa tidak puas hati dan dendam, lalu memasang niat utk sentiasa berusaha menyesatkan anak-anak Adam.

Dalam merealisasikan impiannya, syaitan mempunyai byk strategi utk menggoda manusia melakukan kejahatan dan kemungkaran. Sasaran utamanya adalah dgn memanfaatkan hawa nafsu, yg sememangnya memilik kecenderungan mengajak manusia kpd keburukan (ammaratun bis su’).

Syaitan seakan-akan mengetahui kecenderungan nafsu kita, lalu terus berusaha agar manusia keluar drpd garis yg telah ditentukan Allah. Dalam setiap apa jua yg kita lakukan, pastinya kita tidak terlepas dari gangguan dan bisikan syaitan. Sdgkn dlm solat juga kita kadang-kadang merasa was-was (contohnya, sudah rakaat ke berapa), yg mana was-was itu dtgnya dari syaitan. Inikan pula dlm hal2 lain dlm kehidupan seharian kita.

“Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh (yang mesti dijauhi tipu dayanya); sebenarnya dia hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi dari penduduk Neraka” (35: 6)

“Wahai anak-anak Adam! Janganlah kamu diperdayakan oleh syaitan sebagaimana dia telah mengeluarkan kedua ibubapamu daripada Syurga, sambil dia menyebabkan terlucutnya pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada mereka: Aurat mereka (yang sebelum itu tertutup). Sesungguhnya syaitan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman”(7: 27)

Di sini jelas, syaitan tidak lain tidak bukan, hanyalah mengajak manusia spy turut menjadi ahli Neraka. Sebagaimana yg telah dinyatakan, sasaran utamanya ialah hawa nafsu, dan ini berkait juga dgn soal aurat. Dan tidak dapat dinafikan, aurat perempuan adalah lebih sukar dijaga jika dibandingkan dgn aurat lelaki. Justeru itu, di sinilah juga syaitan memainkan peranannya dlm menghasut wanita spy tidak memakai pakaian muslimah sebagaimana yg disyariatkan oleh Islam.

Syaitan begitu licik. Syaitan tahu bahawa manusia juga agak sukar dihasut andai mereka punya ilmu agama, walaupun sedikit. Maka syaitan juga dgn pintarnya memainkan peranan sedikit demi sedikit.Step by step. Ingin ketahui caranya? Mari kita perhatikan...





Tahap Pertama: Menghilangkan Definasi Hijab.

Pada tahap ini, syaitan membisikkan kpd para wanita, bahawa pakaian apa pun termasuklah hijab, tiada kaitannya dgn agama; ia hanya sekadar pakaian atau gaya hiasan bg para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar'ie. Pakaian, dgn apa pun bentuk dan namanya, tetap juga dikira pakaian.

Akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah utk pakaian ikut ganti juga. Demikianlah pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yg lain, maka harus baginya utk menyesuaikan diri dgn pakaian penduduknya, walau apa pun yg mereka pakai.

Berbeza halnya jika seorang wanita berkeyakinan bahawa hijab adalah pakaian syar'ie (identiti keIslaman), dan memakainya adalah ibadah, bkn sekadar gaya (fesyen). Bagi mereka ini, biar hidup dalam zaman dan negeri mana sekalipun, hijab syar'ie akan tetap dipertahankan.

Lalu di peringkat ini, apabila seorang wanita masih bertahan dgn prinsip hijabnya, maka syaitan beralih dgn strategi yg lebih halus. Bagaimana caranya?

Pertama: Membuka Bahagian TanganTelapak tangan mungkin sudah kebiasaannya terbuka, maka syaitan membisikkan kpd para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bhgn hasta (siku hingga telapak tangan). "Ah tidak mengapa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?" Begitu bisikan syaitan. Dan benar, si wanita akhirnya memakai pakaian model baru yg menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki melihatnya juga seperti biasa saja. Maka syaitan berbisik, "Lihat... tiada apa-apa, kan?"

Kedua: Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka dtglah syaitan utk membisikkan perkara baru. "Kini buka tangan sudah menjadi lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yg lebih maju lagi, yakni terbuka bhgn atas dada kamu. Tapi jgn sebut sbg pakaian terbuka, hanya sekadar sedikit utk mndapatkan hawa, agar tidak panas. Cubalah! Org pasti tidak akan peduli, sebab hanya sbhgn kecil saja yg terbuka."

Sekali lagi si wanita menurut, lalu dipakainya pakaian fesyen terbaru yg terbuka bhgn leher dan dadanya, dari yg fesyen setengah lingkaran hingga yg fesyen bentuk huruf "V", yg tentu menjadikannya lebih terlihat lagi bhgn sensitif dari dadanya.

Ketiga: Berpakaian Tapi TelanjangSeterusnya syaitan berbisik lagi, "Pakaianmu hanya biasa-biasa saja.. apa kata kalau kamu cari fesyen atau bahan lain yg lebih bagus?". Si wanita befikir sejenak. Pakaian yg macam mana ya? "Byk fesyen dan kain yg agak tipis, lalu bentuknya dibuat agak ketat biar lebih sedap/ cantik dipandang," syaitan memberi idea baru.

Maka tergodalah si wanita. Dicarinya fesyen pakaian yg ketat dan kain yg tipis bahkan transparent. "Mungkin tak ada masalah, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan fesyennya saja yg agak berbeza, biar nampak lebih feminin," begitu dia menokok-nambah. Dan hasilnya pakaian tersebut akhirnya menjadi budaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparent, maka jadilah mereka wanita yg disebut oleh Nabi sbg wanita kasiyat 'ariyat (berpakaian tetapi telanjang!).

Keempat: Agak dibuka SedikitSetelah para wanita muslimah mengenakan pakaian yg ketat, maka syaitan dtg lagi. Dan sebagaimana biasanya, dia menawarkan idea baru yg sepertinya "cool" dan "vogue", yakni dibisikkan kpd wanita itu, "Pakaian sprti ini membuat kamu susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa tak sebaiknya dibelah hingga lutut atau mendekati paha? Dgn itu kamu akan lebih selesa, lebih kelihatan lincah dan energik." Lalu dicubalah idea baru itu, dan mmg benar, dgn dibelah mulai dari bhgn bwh hingga lutut atau mendekati paha, ternyata membuat lebih selesa dan leluasa, terutama ketika mahu duduk atau naik kenderaan. "Ya.... tersingkap sedikit tak mengapa lah, yg penting enjoy," katanya.

Inilah tahap awal syaitan merosakkan kaum wanita, yg mana hingga tahap ini, pakaian masih tetap utuh dan pjg, hanya fesyen, corak, potongan dan bahan saja yg dibuat berbeza dgn hijab syar'i yg sebenarnya. Maka kini mulailah syaitan pada tahap berikutnya.


Tahap Kedua: Terbuka Sedikit Demi Sedikit.

Kini syaitan melangkah lagi, dgn tipu daya lain yg lebih "power",tujuannya agar para wanita menampakkan bhgn aurat tubuhnya.

Pertama: Membuka Telapak Kaki dan Tumit

Syaitan berbisik kpd para wanita, "Baju pjg benar-benar tidak selesa, kalau hanya dgn membelah sedikit bhgnnya masih kurang leluasa, lebih elok kalau dipotong sahaja hingga atas mata kaki, barulah agak longgar... Oh ya, ada yg terlupa, kalau kamu pakai baju sedemikian, maka jilbab yg besar tidak sepadan lagi, skrg kamu carilah jilbab yg kecil agar lebih serasi dan sepadan, ala... org tetap menamakannya dgn jilbab."

Maka para wanita yg terpengaruh dgn bisikan ini terburu-buru mencari fesyen pakaian yg dimaksudkan. Tidak ketinggalan kasut tumit tinggi, yg kalau berjalan, dpt menarik perhatian org.

Kedua: Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa dia lakukan, dan ternyata org yg melihat juga tidak begitu ambil peduli. Maka syaitan kembali berbisik, "Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yg kamu lakukan, buktinya mereka tidak ada reaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa org. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cubalah kamu cari fesyen lain yg lebih menarik. Bukankah kini byk skirt separuh betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu terdedah, hanya terlihat kira-kira sepuluh sentimeter saja. Nanti kalau sudah biasa, barulah kamu cari fesyen baru yg terbuka hingga separuh betis."

Benar-benar bisikan syaitan dan hawa nafsu telah menjadi penasihat peribadinya, sehingga apa saja yg dibisikkan syaitan dlm jiwanya, dia turutkan. Maka terbiasalah dia memakai pakaian yg terlihat separuh betisnya ke mana saja dia pergi.

Ketiga: Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, syaitan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang si wanita berfikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun bisikan syaitan dan hawa nafsu menyahut, "Ah jelas tidak, kan skrg zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dgn menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, skrg byk lelaki yg menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka iaitu dgn mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya."

"Tetapi apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum lelaki?"bersungut. "Fitnah? Ah, itu kan zaman dulu, di masa itu kaum lelaki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih byk di rumah dan pakaian mereka sgt tertutup. Tapi skrg sudah berbeza, kini kaum lelaki kalau melihat bahagian tubuh wanita yg terbuka, mereka malah senang dan mengatakan 'ooh' atau 'wow'. Bukankah ini bererti sudah tidak ada lagi fitnah, kerana sama-sama suka? Lihat saja fesyen pakaian di sana-sini, dari yg di pasar malam hingga yg berjenama di pusat membeli-belah, semuanya memperagakan fesyen yg dirancang khusus utk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikutinya, akan menjadi wanita yg ketinggalan zaman."

Demikianlah bisikan syaitan. Maka pakaian yg menampakkan seluruh betis akhirnya menjadi kebiasaan, apalagi ramai yg memakainya dan sedikit sekali org yg mempersoalkannya. Kini tibalah saatnya syaitan melancarkan tahap terakhir dari tipu dayannya utk melucuti hijab wanita.


Tahap Ketiga: Serba Mini

Setelah pakaian yg menampakkan betis menjadi pakaian sehari-harian dan dirasakan biasa2 saja, maka dtglah bisikan syaitan yg lain.

"Pakaian memerlukan variasi, jgn yg itu-itu saja, skrg ini fesyen skirt mini, dan agar sepadan, rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah."

Maka akhirnya skirt mini yg menampakkan bahagian bwh paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yg terbuka hingga lengan tgn, terbuka bhgn dada sekaligus bhgn punggungnya, dan pelbagai fesyen lain yg serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sgt beraneka ragam, ada pakaian utk berpesta, bersosial, pakaian kerja, pakaian rasmi, pakaian malam, petang, musim panas, musim sejuk dan lain-lain, tak ketinggalan seluar pendek separuh paha pun dia miliki. Fesyen dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicuba. Begitulah sesuatu yg sepertinya mustahil utk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh syaitan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul idea utk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bhgn paling ketara saja yg tersisa utk ditutupi, iaitu kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yg sering disebut dgn "bikini". Kerana semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na'udzubillah bisikan syaitan berhasil, tujuannya "Menelanjangi Kaum Wanita" tercapai.

"Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan lelaki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yg melakukan itu semua, maka tanggunglah sendiri semua dosamu" kata syaitan, tidak ingin mengambil risiko.


Demikianlah halusnya cara yg digunakan syaitan, sehingga manusia terjerumus dlm dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama org tua, jika melihat gejala menyimpang pd anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segeralah diambil tindakan. Jgn biarkan ia berlarutan, kerana kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sakan menjadi sukar bg kita utk mengatasinya. Membiarkan mereka membuka aurat bererti merelakan mereka mndapatkan laknat Allah. Kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jgn jerumuskan mereka ke dlm kebinasaan yg menyengsarakan, baik di dunia mahupun di akhirat.

Wallahu a'lam bisshawab.


Sumber idea dan buah fikiran: Kitab "At ta'ari asy syaithani", Adnan ath-Thursyah.


“Dengan yang demikian, adakah orang-orang (yang beriman dan taat) yang keadaannya sentiasa berdasarkan bukti yang nyata dari Tuhannya: Sama seperti orang-orang (yang ingkar derhaka) yang telah diperhiaskan kepadanya (oleh Syaitan) akan kejahatan amalnya (sehingga dipandangnya baik) dan yang telah menurut hawa nafsunya? (Sudah tentu tidak sama!)” (47 : 14)

“(Semasa dia dihumbankan ke dalam Neraka Jahanam, dia mendakwa bahawa Syaitanlah yg menjadikan dia sesat; pada saat itu) Syaitan yg sentiasa menyertainya (di dunia dahulu) berkata: Wahai Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi sememangnya dia sendiri berada di dalam kesesatan yg jauh terpesong.” (50 : 27)


Kata Hati: Sedih melihat wanita akhir zaman ni yg dah kurang sensitif dalam soal pemakaian, malah lebih mudah terpengaruh dgn fesyen pakaian yg ternyata tidak seperti apa yg disyariatkan Islam. Ketat, singkat, jarang, terdedah, mengikut ukuran bentuk badan, dan sebagainya. Dan yg lebih menyedihkan, bilamana mereka ini dgn bangga dan tanpa rasa malu, sambil tertawa, boleh pula beritahu pd orang lain bahawa mereka juga dahulunya sekolah agama, dan pakai tudung labuh bulat. Seolah-olah mempersendakan pemakaian sedemikian. Bagi mereka ini, saya tertanya2, apakah terlalu sukar utk mengekalkan pakaian sedemikian sebagaimana yg seharusnya?? Apakah pakaian tersebut hanya sekadar uniform sekolah?? Sungguh, saya merasa sangat2 sedih... (T_T)

~ Bersyukur kerana diri ini bukanlah jenis yg mudah terpengaruh dgn fesyen pakaian terkini. Biarlah nampak simple, kolot dan kekampungan di mata manusia, kerana pandangan dan penilaian Allah itu jauh lebih penting dan utama. Semoga diri ini terus istiqomah dgn pemakaian sebagaimana yg Islam syariatkan... Aamiiin ~

sAndArKaNLaH cInTa kEpaDa ALLAH,pAsTi tiDaK aKaN kEceWa!

sAndArKaNLaH cInTa kEpaDa ALLAH,pAsTi tiDaK aKaN kEceWa!

scrawled by Lina Nazer on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 10:25 in the mornin'


Tolong beritahu si dia, aku ada pesanan buatnya..Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..

Tolong nasihati si dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..Tolong nasihati si dia, jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakanibu bapanya.

Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..
Tolong ingatkan si dia, aku terpikat kerana imannya bukan rupa..Tolong ingatkan si dia, aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..Tolong ingatkan si dia, aku kasihinya kerana santunnya..

Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya. .Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..

Tolong sedarkan si dia, aku milik Yang Maha Esa..Tolong sedarkan si dia, aku masih milik keluarga..Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..

Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..Tolong sabarkan si dia, bila jarak mejadi penyebab bertambah rindunya..

Tolong pesan padanya, aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..Tolong pesan padanya, aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..Tolong pesan padanya, aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..

Tolong khabarkan pada si dia, aku takut akan dosa melekakan dia..Tolong khabarkan pada si dia, aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong kejayaanku dlm urusan ilmu dan agama..
Tolong sampaikan pada si dia, aku mendambakan cinta suci yang terjaga..Tolong sampaikan pada si dia, cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..

Tolong ingatkan dia, hal cinta tak boleh bicara hingga ikatan halal sudah terlaksana..Tolong ingatkan dia, aku dan dia hanya teman seagama yang hanya layak dilayan biasa..Tolong ingatkan si dia, Allah melatih kita untuk mempercayai dan meyakini Qadha’ Qadar-Nya..

Tolong ingatkan si dia, yakinlah pada janji Allah dan berpegang-teguhlah pada janji manusia..Tolong ingatkan si dia, supaya tak terus leka dengan perasaan, hingga menangguhkan perjuangan agamanya..

Hanya Engkau Ya Allah, yang mengetahui siapa si dia..Hanya Engkau Ya Allah, yang layak memberkati pengakhiran usaha..Hanya Engkau Ya Allah, yang mengetahui semuanya..Hanya Engkau Ya Allah, yang mampu menguatkan hati yang penuh rasa..

Moga dia menjadi umpama seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya..

Moga dia tetap teguh dalam mujahadah cintanya..menjadi pengemis cinta Ilahi... perindu syahid abadi...



sAndArKaNLaH cInTa kEpaDa ALLAHpAsTi tiDaK aKaN kEceWa!


Notakaki: Semoga pesananku ini sampai kepadanya walau diriku sendiri tidak mengetahui siapa dan di manakah si dia…
· · Blabber t' yer mates

Media Baru: Risalah untuk Menyemarak Kebangkitan Ummah. - by Ketua DPP Malaysia

Media Baru: Risalah untuk Menyemarak Kebangkitan Ummah. - by Ketua DPP Malaysia

scrawled by Harakah Muda on t' date o' Tew's Day, Januarrrry 18, 2011 roundabouts 10:01 in the mornin'
1. Blog menepati risalah untuk menyampaikan ilmu atau maklumat kepada ummah. Mana - mana blog yang berkeupayaan memberi ilmu atau maklumat yang benar dan tepat berasaskan nas dan fakta maka ia adalah blog yang berwibawa dan mulia. Itulah blog yang wajar dibaca dan dilink kan ke laman - laman lain untuk diakses oleh orang ramai justeru ia membekalkan maklumat yang betul dan membina minda yang soleh.

2. Tujuan asal risalah ialah mendidik minda berasaskan maklumat. Benar maklumat maka betullah tindakan sementara salah maklumat maka pincanglah tindakan.

3. Asas risalah untuk mendidik ummat manusia agar benar tindakan dan amalan mereka ialah al Quranul Karim. Al Quran ialah risalah yang memuatkan wahyu Allah swt sebagai pedoman dan petunjuk buat manusia menjalani kehidupan mereka di dunia ini . Al Quran adalah "blog\website" Allah swt yang wajib dibaca oleh seluruh ummat manusia kemudian amal dan hayati seluruh isi kandungannya justeru ia adalah hidayah yang tiada siapa boleh mempertikaikan kesohihannya.

4. Rasulullah saw  pula diutus untuk menafsirkan kandungan "blog\website" Allah swt yang diberi nama Al Quranul Karim agar manusia mudah memahami apa yang telah diwahyukan oleh Allah swt. Malah Nabi saw menyampaikan risalah  as samawi itu dengan sabdanya melalui "blog\website" baginda saw yang dinamakan As Sunnah atau Al Hadis.

5. Para sahabat rhm. menulis di pelepah - pelepah tamar, kulit - kulit kambing sebagai "blog\website" mereka untuk disebarkan kepada seluruh ummat manusia, menyambung risalah an nabawiyah. Para ulama' Islam meneruskan kerja - kerja murni mendidik ummah melalui kitab - kitab yang dikarang oleh mereka sebagai "blog" yang memuatkan ilmu untuk rujukan dan panduan ummah. Sebagai contoh "Blog\website" Imam Malik rhm bernama al Muwatta'"blog\website" Imam Syafie rhm bernama Al Uum dan "blog\website" Imam Nawawi bernama Riadhus Solehin.

6. Zaman mutaakhir menyaksikan Islam ditegak dan diperjuangkan melalui kekuatan tradisi ar risalah yang digerakkan untuk membangkitkan kesedaran, keinsafan dan kesatuan ummah. Menetang penjajah atau kuasa toghut di Turki, Asy Syeikh Said Badiuzzaman an Nursi menggerakkan Risaalatun Nur sebagai "blog\website" rasmi Gerakan Islam Turki menyemarakkan kesedaran ummah.

7. Risalah Al Manar di Mesir dan Risalah Al Imam di Nusantara antara dua "blog\website" yang masyhur membangkitkan kebangkitan ummah menentang penjajah dan memperjuangkan Islam sehingga tertubuhnya Gerakan Islam yang sistematik memperjuangkan Agama Allah swt terutama setelah kejatuhan khilafah Islamiah Turki pada tahun 1924 .

8. Teknologi moden adalah anugerah Allah swt dan sebahagian dari hikmah yang  mesti diambil dan wajar dimanafaatkan oleh orang - orang yang beriman untuk menyambung risalah dan lidah perjuangan Rasulullah saw serta generasi terdahulu. Kini teknologi seperti blog, website, facebook, my space, twitter dan lainnya mestilah digerakkan untuk membina minda ummah, mendidik aqidah, fikrah dan akhlak mereka .

9. Justeru itu, blog\website yang hanya memuatkan berita sensasi tanpa peduli 'betul benar" sumber berita atau maklumat yang dipost kan adalah blog\website yang perlu diperbaiki dan perbetulkan agar ia benar - benar berfungsi menepati prinsip ar Risalah as samawi . Saya menyeru semua bloggers, facebookers dan websiters agar kita mencontohi kredebiliti Risalah terdahulu yang sangat mengutamakan ketulenan dan keabsahan ilmu berlandaskan sumber yang benar dan tepat seperti Al Quran dan As Sunnah. Prinsip Risalah kita tetap sama seperti Risalah di zaman silam. Hanya yang membezakan kita ialah teknologi. Selayaknya lebih maju dan lebih moden teknologi kita, maka lebih benar dan lebih tepat maklumat kita.

10. Jauhilah fitnah dan jangan biarkan ia bersawang di dalam blog\]website kita. Pastikan blog\website kita memimpin diri dan ummah ke arah syurga Allah swt dengan ilmu dan maklumat yang benar. Janganlah blog\website kita mengundang kemurkaan Allah swt. Awas ! blog\website kita akan senantiasa diaudit oleh Raqib dan Atid .

Murnikan Perjuangan Maknakan Kemenangan

Nasrudin bin Hassan at Tantawi