Pages

Tuesday 5 April 2011

Benarkah Ada Ancaman Islamisasi Eropa?


scrawled by HENTIKAN PEMURTADAN,PENISTAAN, DAN PENGHINAAN UMAT & SIMBOL ISLAM DI DUNIA on t' date o' Day o' the Moon, Decembarrrr 20, 2010 roundabouts 5:03 in the evenin'
 
 

Angin anti-Islam dan anti-Muslim di Eropa makin berhembus kencang. Entah siapa yang meniupkannya, masyarakat Eropa mulai termakan oleh isu "Islamisasi Eropa".
Akhir pekan kemarin, sekitar 500 orang yang mengklaim mewakili kelompok Marxis, feminis, sekular garis keras dan aktivis sayap kiri di seluruh Eropa turun ke jalan di Paris, ibukota Perancis untuk menggelar aksi massa anti-Islam. Mereka bersumpah akan melawan apa yang mereka sebuah sebagai "Islamisasi Eropa."
Aksi massa itu dijaga ketat oleh aparat kepolisian kota Paris, karena ada juga kelompok lain yang datang untuk menandingi kelompok-kelompok anti-Islam itu. Komunitas Muslim Perancis dan beberapa kelompok sayap kiri sendiri mengecam aksi massa anti-Islam yang mereka sebut hanya sebagai upaya untuk memecah belah rakyat.
"Kami sangat mendukung hak untuk mengungkapkan kebebasan berekspresi, tapi kami merasa aksi massa anti-Islam itu merupakan ancaman bagi persatuan nasional dan bagi kemampuan kami untuk hidup berdampingan," kata Mohammed Moussaoui, presiden Dewan Muslim Perancis.
Ia menuding penyelenggara aksi massa ingin menimbulkan rasa kebencian di kalangan masyarakat Eropa terhadap Islam. Namun otoritas kota Paris menolak permintaan Dewan Muslim untuk menghentikan aksi massa itu.
Beberapa tahun belakangan ini, kelompok-kelompok anti-Islam di sejumlah negara Eropa mendapatkan momentuk politik. Di Denmark dan Belanda misalnya, partai-partai politik dengan elemen anti-Islam yang kuat berperan penting dalam mendukung pemerintahan yang minoritas. Sedangkan di Swedia, bulan September kemarin, untuk pertama kalinya sebuah partai yang anti-Islam berhasil lolos ketentuan ambang batas sebagai persyaratan ikut pemilu putaran berikutnya di negara itu.
Salah satu figur penting dalam aksi massa anti-Islam di Paris kemarin adalah Oskar Freysinger, seorang tokoh Partai Rakyat Swiss yang memotori referendum antimenara masjid di Swiss setahun yang lalu. Politisi dengan gaya rambut dikuncir kuda itu, dengan pengawalan para pengawal pribadinya yang mengenakan baju hitam dilengkapi rompi antipeluru, dielu-elukan bak bintang penyanyi rok di tengah kerumuman peserta aksi massa di kota Paris.
Freysinger mengatakan, ia sangat antusias ikut serta dalam upaya melawan "Islamisasi di Eropa" dan negara-negara Eropa lainnya bisa mencontoh apa yang dilakukan negara Swiss yang telah melarang menara masjid.
Seperti kebanyakan unjuk rasa anti-Islam di Eropa, isu yang diangkat dalam aksi massa di Paris juga berkisar pada desakan agar pembangunan masjid dilarang di seluruh Eropa, protes terhadap resto-resto yang berubah menjadi resto-resto halal, isu tentang hak kaum perempuan dan kaum homoseksual. Isu-isu inilah yang menjadi bahan kampanye para politisi anti-Islam di Perancis.
Pekan kemarin, Marine Le Pen, puteri tokoh Front Nasional--sebuah partai ultra kanan--di Perancis mengeluarkan pernyataan yang memicu kemarahan komunitas Muslim. Marine menyamakan melubernya jamaah Muslim saat salat Jumat di masjid-masjid Perancis dengan penjajahan Nazi saat Perang Dunia II.
Beberapa tokoh anti-Islam lainnya di Eropa yang namanya menonjol saat ini antara lain Geert Wilder dari Belanda dan Arnaud Gouillon, kandidat dalam pemilu presiden Perancis untuk tahun 2012. Arnoud mengumbar retorika "Saya tidak anti-Muslim. Saya cuma anti-Islam" dalam setiap pernyataannya.
Ditanya apakah isu "Islamisasi" memang benar-benar isu nyata, seorang tokoh anti-Muslim dari AS yang juga ikut dalam aksi massa di Paris, Tom Trenton cuma bisa menjawab, "Di AS kita masih bisa melakukan kontrol untuk beberapa waktu ke depan, tapi saya tidak tahu apakah di sini, di Eropa hal itu bisa terjadi."
Moussaoui dari Dewan Muslim Perancis menolak keras isu "Islamisasi Eropa" yang menurutnya cuma sebagai isapan jempol dan fobia segelintir orang-orang anti-Islam dan anti-Muslim. "Penggunaan istilah 'Islamisasi Eropa' adalah cara mereka untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, ketakutan akan kehilangan jati diri mereka sebagai orang Eropa karena kehadiran komunitas Muslim," tukas Moussaoui. (ln/isc)


No comments:

Post a Comment