Pages

Wednesday 26 January 2011

Etika sesama muslim...


by Yuris Herdiansyah on Sunday, 21 November 2010 at 22:16
 
 
Tali persaudaraan adalah adalah ikatan batin antara dua orang. Nabi Muhammad bersabda:

“Dua orang sesame Muslim laksana kedua belah tangan yang saling membasuh antara yang satu dengan yang lain.” (HR Abu Naim di dalam al-HIlyatul Aulia).

“Orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain laksana sebuah bangunan yang saling memperkuat.” (HR Syaikhan)



Para ulama berkata:



“Seseorang yang menjalin hubungan persahabatan dengan orang lain meski hanya sesaat saja pada siang hari, ia akan dimintai pertanggungjawabannya tentang persahabatan tersebut. Apakah dalam persahabatan itu ia telah menegakkan hak Allah atau malah menyia-yiakannya.”



JIka sebuah persahabatan telah terjalin, maka terdapat kewajiban yang harus dijalankan. DI antaranya sebagai berikut:

1. Mencintai mereka sebagaimana mencintai diri sendiri. Janganlah mengkhususkan sesuatu untuk diri Anda sendiri saja, tanpa mereka.
2. Harus mengucapkan salam terlebih dahulu, berjabatan tangan, dan berkata-kata yang menyenangkan hati setiap kali bertemu dengan mereka. Nabi Muhammad bersabda:

“Apabila dua orang muslim berjabat tangan, tidaklah terpisah kedua telapak tangan mereka hingga dosa-dosa mereka diampuni.” (HR Tabrani)

3. Bergaul dengan mereka dengan budi pekerti yang baik, yaitu berhubungan dengan mereka disertai sikap penuh cinta kasih, sebagaimana hal ini Anda inginkan dari mereka.

SIkap ini adalah pangkal segala kebajikan. Cukup jelas kiranya pujian Allah pada Nabi Muhammad saw tentang hal ini:

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas perangai yang luhur.” (Nun:4)

Rasulullah Saw bersabda :

“Orang-orang yang paling sempurna keimanannya adalah mereka yang terbaik perangainya.” (HR Turmudzi dan Ibn HIbban)



Sebagian ulama berkata :

“ Orang tidaklah menjadi mulia karena banyak bersembahyang, puasa dan mujahadah. Ia mulai karena kebaikan perangainya.”



Imam Junaid berkata :

“Ada empat hal yang menyebabkan orang naik ke derajat yang tertinggi, yaitu sabar, merendahkan diri, murah hati, dan baik budi pekerti.”



4. Merendahkan diri pada saudara seiman. Allah berfirman:

“Rendahkanlah pundakmu pada orang-orang Mukmin.” (Al-Hijr:88)



Nabi Muhammad Saw bersabda:

“Barangsiapa merendahkan diri, maka Allah akan memuliakannya. Ia dalam pandangan dirinya sendiri kecil, tetapi dalam pandangan orang lain agung. Barangsiapa sombong, maka Allah merendahkannya. Ia merasa dirinya agung, tetapi dalam pandangan orang lain ia kecil. Bahkan ia lebih rendah lagi dari anjing dan babi.” (HR Ahmad, ALbazzar dan Thabrani)



Imam Syafii berkata :

“Sikap merendahkan diri itu termasuk budi pekerti orang-orang mulia. Sedangkan sikap congkak termasuk budi pekerti orang-orang yang hina. Orang yang paling terhormat adalah orang yang tidak merasa punya kedudukan sama sekali. Orang yang paling utama adalah orang yang tidak melihat kelebihan dirinya.”



Nabi Muhammad saw bersabda :

Allah memerintahkan kepadaku agar saling merendahkan diri, hingga tak seorang pun merasa lebih dan merasa unggul dari yang lain.” (HR Muslim, Abu Daud dan selain mereka)

5. Mengharapkan rida dari mereka. Pandanglah mereka lebih baik dari diri Anda. Saling tolong menolonglah dengan mereka dalam kebajikan, takwa dan cinta kepada Allah. Berilah motivasi mereka untuk mengerjakan hal-hal yang disenangi Allah . Tunjukkanlah mereka pada jalan kebenaran, jika Anda lebih tua dari mereka. Belajarlah dari mereka, bila Anda lebih muda dari mereka. Allah berfirman:

“Saling tolong-menolonglah kamu untuk kebajikan dan takwa. Janganlah kamu saling tolong-menolong untuk berbuat dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah:3)



Rasulullah bersabda :

“JIka Allah akan menjadikan baik seorang penguasa, maka Dia akan memberi menteri yang jujur kepadanya. Jika ia lupa, menteri itu mengingatkan. Jika ia ingat, maka menteri itu akan membantu. Jika Allah tidak menghendaki ia baik, maka Allah akan memberikan menteri yang buruk perangai. Jika ia lupa menteri itu tidak mengingatkan. Jika ia ingat, menteri itu tidak membantu.” (HR Abu Daud)

6. Bersantunlah kepada teman-teman ANda dengan cara menghormat pada yang lebih tua dan belas kasih pada yang lebih muda dan melayani mereka, meskipun hanya sekadar menyodorkan alas kaki. Nabi Muhammad saw bersabda:

“Tidaklah termasuk golonganku , orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan tidak berbelas kasih pada yang lebih muda.” (HR TUrmudzi)



“Orang-orang yang berbelas kasih akan dikasihi Allah. Berbelas kasihlah kamu semua pada semua makhluk yang ada di bumi, maka makhluk yang ada di langit akan berbelas belas kasih pada kamu sekalian.” (HR Abu Daud, Turmudzi dan selain mereka)



Dalam hadist qudsi Allah berfirman :

“Jika kamu ingat rahmat Ku, berbelas kasihlah pada semua makhlukKu.”



Nabi Muhammad Saw bersabda :

“Barangsiapa tidak berbelas kasih pada orang lain, maka Allah tidak akan berbelas kasih kepadanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

7. Berkata-kata yang halus dalam memberi nasihat pada teman Anda apabila Anda melihat dia melakukan penyimpangan.

Imam Syafii berkata :

“Barangsiapa menasihati saudaranya secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasihati dan memuliakan. Barangsiapa menasihati saudaranya secara terang-terangan, maka ia telah membuka aibnya dan merendahkan.”



Imam al-Sya’rani berkata :

“Barangsiapa tidak menyimpan kesalahan saudaranya yang ia lihat, berarti ia telah membuka pintu kemaluannya sendiri sebesar kekeliruan yang diungkapkan.”



Nabi Muhammad saw bersabda :

Barangsiapa menyimpan rahasia saudaranya, maka Allah akan menyimpan rahasianya. Barangsiapa membuka rahasia saudaranya, maka Allah akan menyingkap rahasianya hingga terbuka di rumahnya.” (HR Ibn Majah)



Ada seseorang yang menyertai Ibrahim ibn Adham. Ketika akan berpisah, ia berkata : “Tuan, apabila Tuan berkenan, katakanlah kekurangan-kekurangan yang ada pada diri saya.”

Ibrahim Ibn Adham berkata : “Saudaraku, aku tidak melihat kekurangan apapun darimu. Karena aku memandangmu dengan pandangan cinta kasih. Tanyakanlah kekurangan itu pada orang lain saja. Berusahalah engkau menjaga keselamatan saudaramu dari kekurangan yang kamu lihat dari dia. Janganlah engkau ceritakan pada orang lain. Karena yang demikian itu lebih berguna bagi dirimu.”



8. Berprasangka baik (husnu dhzon) pada mereka. Jika Anda melihat cacat pada orang lain, katakanlah di dalam hatimu, “Sesungguhnya cacat itu juga berada pada diriku.” Karena orang Islam adalah cermin bagi orang Islam yang lain. Seseorang tidak melihat sesuatu di dalam cermin kecuali gambarnya sendiri.

Sebagian ulama berkata melalui sebuah puisi:



Jelek sekali orang yang melupakan cacatnya sendiri

Dan menuturkan cacat tersembunyi yang ada pada orang lain

Jika ia orang yang punya akal,

Sudah tentu tak akan menuturkan cacat orang lain

Karena di dalam dirinya terdapat cacat

Yang banyak juga andaikata ia melihat



9. Menerima permohonan maaf saudara ANda, jika ia memohon maaf pada Anda, sekalipun ia berbohong. Karena sesungguhnya orang yang menyenangi ANda secara lahiriah belaka, walau hatinya benci, ia telah patuh dan hormat kepada ANda dengan tidak berbuat hal-hal yang tidak Anda sukai secara terang-terangan. Sebagaimana ulama menyinggung tentang hal ini dalam sebuah puisi:



Terimalah permohonan maaf orang yang datang kepadamu

Apakah ia bersungguh-sungguh atau bohong.

Orang yang menyukaimu secara lahiriah

Sesungguhnya ia patuh kepadamu

Orang yang mendurhakaimu di dalam hati,

Sesungguhnya ia memuliakanmu



Nabi Muhammad saw bersabda:

“Barangsiapa didatangi oleh saudaranya seraya menyatakan dosa-dosanya, maka hendaklah ia menerima, baik itu (permintaan maaf) sungguh-sungguh atau pura-pura. Barangsiapa tidak sudi melakukan, maka ia tidak akan dapat mendatangi kolam Al-kautsar kelak pada hari kiamat.” (HR al-Hakim)



10. Mendamaikan antara saudara-saudaramu apabila terjadi konflik di antara mereka mengenai suatu persoalan. Jangan Anda membela salah seorang di antara mereka. Tapi damaikanlah mereka secara halus dan lemah-lembut dengan tanpa mengabaikan hak salah seorang dari mereka.



Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Maka damaikanlah di antara kedua saudaramu.” (Alhujarat: 10)



Nabi Muhammad saw bersabda:

“Sedekah yang paling utama adalah mendamaikan orang yang bersengketa.” (HR Thabrani dan Albaihaqi)



11. Jujurlah dalam segala hal terhadap mereka. Jangan sampai Anda lupa memohonkan ampunan dari jauh (sehingga mereka tidak mengetahui bahwa ANda sering memohonkan Ampun dosa-dosa mereka kepada Allah). Karena bila apabila Anda mendoakan mereka maka para penduduk langit mendoakanmu berkali-kali. Itu sama halnya bila kita bersalawat (mendoakan Nabi Muhammad saw) maka penduduk langit mendoakan beberapa kali dan Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadamu). Dalam rahmat itu terhimpanlah, rizki, kasih sayang, keamanan, ketenangan dll)



12. Meluaskan tempat untuk mereka dalam suatu perkumpulan (pertemuan atau majlis). Rasulullah saw bersabda :



“Sesungguhnya orang Islam memilik hak apabila saudaranya melihat dia dalam keadaan terdesak.” (HR ALbaihaqi)



13. Menanyakan nama teman dan nama ayahnya. Rasulullah saw bersabda:

“Apabila engkau berkenalan dengan seseorang, tanyakanlah namanya dan nama ayahnya. Jika ia jauh, kenanglah. Jika ia sakit, jenguklah. JIka ia meninggal dunia, kunjungilah.” (HR Albaihaqi)



“JIka kalian menyukai saudara seagama, maka kenalilah dia. Karena hal itu lebih melanggengkan tali persahabatan dan memantapkan cinta kasih.” (HR Ibn Abi ALdunya, Imam Ahmad, Bukhari dan lainnya)



14. Menjaga wibawa mereka dan menolong mereka secara diam-diam apabila kehormatan mereka tercemar. Rasulullah saw bersabda: “Orang Islam yang menjaga wibawa saudara seagama, Niscaya Allah akan menjauhkan dia dari neraka jahanam pada hari kiamat.” (HR Ahmad dan Abu Daud)





15. Menunaikan janji, jika Anda berjanji. Karena sebuah janji itu hutang. Mengingkari janji itu tanda orang munafik.



Mudah-mudahan kita dapat mengamalkan 15 perkara di atas. Mudah-mudahan Allah menghilangkan sifat buruk kita dan menyembunyikan aib kita. Amin.

Kita berharap, Janganlah kita jadi orang yang apabila di depan saudara Muslim kita tampak bergembira berteman dengan mereka, tapi setelah mereka pergi kita menuturkan aib mereka dan keluarga mereka. Nauzubillah min dzalik.
Share

No comments:

Post a Comment