Pages

Wednesday 12 January 2011

DUNIA


by Ali Muhtar Ghozali Full on Sunday, 22 August 2010 at 13:20

Dunia itu keruh maka kita jangan janggal  atau ganjil terhadap kekeruhan tersebut selagi kita masih berada dalam dunia yang fana' ini. Jadi selamanya kita masih berada didunia, kekeruhan-kekeruhan sedikit banyak moral maupun materiil, langsung atau tidak langsung pasti akan ditemui. Sebab memang kekeruhan itu adalah pembawaan dari dunia. Hidup didunia ya kekeruhan itu, bila tidak mau mengalami kekeruhan, itu tidak mungkin terjadi.

Beliau Sayyidina Ja'far Shodiq beliau juga dhurriyah sayyidina Ali KW mengatakan:
    "Barangsiapa mencari barang yang tidak diciptakan, tidak dibuat oleh Allah SWT, itu hanya menyusahkan membuat dirinya capek dan tidak akan berhasil".

Syaikh Ja'far Shodiq ditanya:
    "Apakah itu barang yang tidak dicipta oleh Allah SWT?". Jawabnya:"Ar-Rohah fiddunnya". Ingin enak dan kepenak didunia.

Jadi orang hidup di dunia, hanya ingin enak kepenak saja itu tidak mungkin, mustahil. Dan usaha barang yang mustahil, hanya membuang-buang waktu dan tenaga dengan percuma, tidak ada gunanya sama sekali. Kalau begitu, seharusnya, kita tidak boleh hanya memperhatikan ingin enak dan kepanak saja didunia, tapi harus terus berjalan. Jalan terus melalui kekeruhan-kekeruhan hidup, melalui lika-liku suka dan duka melalui.... Bermacam-macam rintangan dan kesulitan.

Jalan terus maju Fafirruu Ilallah wa Rasulihi SAW. Kalau kita sudah dapat sowan kehadirat Allah SWT wa Rasulihi SAW, atau sudah berada di hadratullah, disana akan lenyap kebutekan-kebutekan, akan menjadi hilang kekeruhan-kekeruhan, berganti dengan suasana cemerlang dengan memperoleh sinar cahaya "Matahari ma'rifat kesadaran". Adanya kita senantiasa dalam suasana Syuhud, sowan dihadapan Allah SWT yang mempunyai sifat Maha Luhur, Maha Ghoffar, Maha Pengampun dosa-dosa dll. Apabila kita sudah senantiasa berada dihadapan Allah SWT, maka hilanglah segala kekeruhan dan kesulitan-kesulitan dalam hidup di dunia ini, mengapa tidak?. Karena orang yang senantiasa berada dihadapan Allah SWT akan senantiasa, merasa puas, ridho kepada Allah SWT. Dia sebagai hamba dan Allah Tuhanya. Segala, sesuatu yang dibuat oleh Tuhanya terhadap Hamba-Nya, jika dia seorang hamba yang sungguh-sungguh, otomatis senantiasa puas, gembira, diperbuat apa saja. Bahkan dirugikan sekalipun, justru yang memperbuat itu Tuhanya yang Rouf Rohim, dia senantiasa ridha dan puas.

Tapi kalau orang yang belum bisa sowan dihadapan Allah SWT,sekalipun disisinya serba ada, serba otomatis serba lux, serba berlimpah, serba..... serba...  yang lain, tapi justru makin banyak serba-serba itu tadi justru makin banyak mendatangkan kekeruhan-kekeruhan, kenapa demikian?. Karena orang mungkin banyak bertanya, makin banyak dunianya, makin pusinglah dia memikirkan akan hartanya agar supaya terus-menerus bertambah lagi. Agar hartanya aman dan selamat dari gangguan-gangguan, agar usahanya makin lancar. Dia memikirkan bagaimana agar pegawai dan para pembantu-pembantunya tidak menyalah gunakan tidak menyeleweng. Disamping itu semua otomatis senantiasa menginginkan keadaan yang lebih tinggi lagi. Ngongso-ngongso (jawa).  Ingin memiliki apa-apa yang lebih atas dari apa yang sudah dimiliki sekarang, itu pasti. Meributkan pikiranya pokoknya makin banyak dunianya, makin repot lahiriyahnya,maupun batiniyahnya, banyak lamunan-lamunanya yang justru membikin makin repot makin keruhnya diri sendiri.

Jadi orang yang sudah sadar otomatis  segala kekeruhan-kekeruhan itu hilang dengan seidzin Allah SWT. Otomatis kalau diberi oleh Allah SWT dia merasa puas sekali. Bukan karena memperoleh  peparin gpemberian Allah itu, tetapi dia puas karena diberi oleh Tuhanya yang senantiasa dirindukanya. Tuhanya yang senantiasa kasih sayang kepada hamba-Nya. Kalau dia melakukan sesuatu perbuatan atau mengalami keadaan-keadaan yang tidak diinginkan, kalau dia dicoba menghadapi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Dia tetap gembira, sebab yang mencoba yang menguji adalah Tuhanya. Tuhanya yang selalu dia cintai. Otomatis senantiasa ayem tentrem. Tidak ada sama sekali yang di takuti dan yang dikhawatirkan. Sebab dia selalu menyadari dan gembira bahwa semuanya di tanganTuhan.

    "Barangsiapa, yang mau masuk ke maqamIbrahim, yang sesungguhnya bukan maqam yang ada didekat ka'bah itu, tetapi yangsesungguhnya adalah dihadirat Ilahi Rabbi." 
     
Tempat yang didekat Ka'bah itu adalah suatu gambaran atau suatu tanda. Tapi maqam yang sesungguhnya adalah maqam kekasih Tuhan"Kaana aaminan", dia pasti aman.
Pasti aman mengapa?, karena dia dikasih sayang oleh AllahS WT. Dengan segala sesuatu dari Allah SWT, baik itu aman atau tidak adalah ditangan Allah SWT.

Juga pada akhir-akhir ini, soal ekonomi banyak diributkan, secara lahiriyah maupun batiniyah, ya inilah dunia. Kalau kita tidak ingin kalang-kabut, kita harus cepat-cepat Fafirruu Ilallah wa Rasulihi SAW, sowan dihadapan Allah SWT, sekalipun orang lain memandang lahiriyah kita jungkir balik, saking repotnya tapi kalau mau sowan senantiasa kehadirat Allah SWT. Pasti kita akan ayem tentrem aman dunia dan akhirat.
Orang didunia yang masih senantiasa terpengaruh oleh keruhnya dunia lalu merasa sudah tidak mampu menahan deritanya, tapi kalau dia tidak capat-cepat mengungsi ditempat yang aman, yaitu"Hadratullah". Apalagi kalau sudah didatangi Malaika tIzra'il jauh lebih keruh. Oleh karena itu kita harus capat-cepat sowan dihadapan Allah SWT, kita mengikuti masuk kedalam "Maqam Nabi Ibrahim" yaitu maqam kekasih Allah SWT.

Seseorang tidak akan mengalami jalan buntu, tidak akan mengalami hambatan lebih-lebih kegagalan seseorang yang memperjuangkan apa yang dia perjuangkan. Selama dia di dalam memperjuangkan atau mengusahakan senantiasa Fafirruu Ilallah wa Rasulihi SAW. Senantiasa berdepe-depe memohonkepada Allah SWT.

Begitu sebaliknya, tidak akan lancar senantiasa menemui jalan buntu atau kegagalan apabila didalam usaha atau berjuang apa yang diperjuangkanitu hanya mengandalkan kemampuan dan kekuatanya sendiri tanpa menyerahkan dan memohon pertolongan kepada Tuhanya.
Orang yang memperjuangkan apa saja yang diperjuangkan, selama dia senantiasa"tawakkal" senantiasa menyerah bongko'an kepada Allah SWT pasti akan lancar usahanya dia tidak akan mengalami jalan buntu. Sekalipu nmisalnya, dalam segi lahiriyah kelihatan dia buntu tidak berhasil, tapi justru itu yang paling menguntungkan dia. 'indallah dan fii yaumil qiyamah terutama.Tapi sebaliknya, berjuang atau usaha apa saja lalu hanya mengandalkan ,membanggakan kemampuanya, tidak akan menemui jalan lancar, senantiasa buntu, kandas ditengah jalan. Sekalipun pada lahiriyahnya kelihatan lancar dan berhasil, apa yang ia usahakan dan perjuangkan, sukses, tapi justru sukses dan lancarnya ini menjerumuskan membahayakan dirinya. Terutama diyaumil qiyamah nanti.

Dengan keterngan tersebut sudah jelas, kita tinggal pilih satu diantara dua, yang menguntungkan atau merugikan. Kita diberi kemampuan tinggal pilih yang mana, memilih ini buahnya begini, memilih itu buahnya begitu. Hal tersebut kita sudah tahu, maka terserah masing-masing. Tapi kita sebagai manusia yang berakal, tentunya memilih yang menguntungkan dan menyelamatkan serta membahagiakan dunia akhirat. Andaikan kita tidak mau memilih, hal tersebut tidak akan terjadi dari kedua soal tersebut. Sebab kalau tidak ditempat yang selamat dan bahagia pasti ditempat yang satunya yaitu celaka dan sengsara dunia akhiratnya. Kita tidak bisa menyelamatkan diri kedua-duanya.Kita harus menempuh satu diantara dua soal tersebut. Hal tersebut barang yang sudah pasti, kita tidak akan bisa menolak, harus melaksanakan. Oleh karena itu ,harus kita pilih yang paling menguntungkan pada diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat pada umumnya serta yang paling bermanfaat dan diridhai Allah SWT wa Rasulihi SAW.

Barangsiapa mendasarkan bermacam-macam hajatnya (Billah) kepada Allah SWT dan senantiasa berdepe-depe mengharap Rahmat karunianya dan dengan tawakkal menyerah bongko'an kepada Allah segala persoalannya, past iAllah mendatangkan ketenangan dan ketentraman, mendekatkan apa-apa yang jauh dan memudahkan apa-apa yang sukar.

Jadi siapa saja yang berjuang atau usaha, baik perjuangan secara, umum atau perseorangan dia disamping menggunakan kemampuan lahiriyahnya dia harus senantiasa menyerah bongko'an kepada Allah SWT. Senantiasa merintih, berdepe-depe kehadirat Allah SWT, otomatis pasti di jangkung oleh Allah. Sehingga didalam usaha atau berjuang tadi mengalami lancar dan gampang, sukses bermanfaat. Sekalipun pada suatu ketika menemui macet atau buntu. Tapi justru ini yang paling bermanfaat bagi dia. Terutama besok diyaumil Qiyamah, begitu juga sebaliknya, orang yang mengandalkan kemampuanya, fikiranya, keahlianya, itu sama sekali kosong, vacum. Hubungan dia dengan Allah SWT yang sesungguhnya dia senantiasa membutuhkan sekali dari Allah SWT, tapi oleh dia di putusi sendiri. Otomatis mengalami buntu dan gagal total. Sekalipun pada suatu ketika atau senantiasa sukses dan lancar. Tapi suksesnya itu sesungguhnya mengakibatkan kerugian besar bagi dirinya sendiri, terutama pada yaumilqiyamah.

Ini semua kita tinggal pilih. Yang sehat dan normal tentunya kita memilih yang pertama tadi, jalan selamat membahagiakan dunia akhirat. Tapi kalau kita glonjom, kita sendiri yang akan mengalami kerugian dunia akhirat.
Bahkan keluarga  yang tidak tahu-menahu persoalanya ikut merasakan pahit getirnya kekeruhan akibat perbuatan kita. Oleh karena itu sebagai koreksi, kita sudah tepat atau belum. Mana yang sudah tepat kita pelihara, dan usaha menyempurnakan dan meningkatkannya. Kita hidup didunia  hanya sekali ini dan hanya sekejab saja dibanding dengan hidup di akhirat kelak. Sebab kalau sudah terlanjur pindah ke alam akhirat, sudah didatangi Izra'il, tidak bisa lagi kembali kedunia. Kalau kita meleset ya akan meleset terus selama-lamanya. Kalau pada waktu itu kita jatuh terjerumus kemudian tahu-tahu Izra'il datang maka kita juga akan terjerumus selama-lamanya.

Oleh karena itu kita harus menaruh perhatian yang sungguh-sungguh. Malaikat Izra'il datangnya tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Segar-bugar tahu-tahu mati, banyak. Lebih-lebih ketika sakit. Masih kanak-kanak banyak juga yang mati, lebih-lebih yang sudah tua. Kalau kita terlanjur keluar dari dunia tidak akan bisa kembali lagi. Di jagad mana saja baik di barat maupun ditimur, di Rusia, Amerika atau dimana saja orang yang sudah mati tidak akan hidup kembali. Mulai Nabi Adam AS sampai besok Qiyamat tidak ada orang yang mati hidup kembali, kecuali ketika zaman Nabi Isa AS. Kemudian dia bertobat.Tapi inipun tidak lama. Tapi untung dia sudah keadaan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. Tapi ya itu sejagad hanya satu itu yang bisa hidup sesudah mati lantaran dihidupkan Nabi Isa AS. Setelah dia mengalami yang mati pertama tadi, dia mengalami betapa beratnya disiksa di dalam kubur lalu dia beruntung sekali karena dihidupkan oleh Nabi Isa AS. Kemudian segala kemampuanya digunakan sungguh-sungguh untuk Fafirruu Ilallah. Jadi kalau kita tidak sungguh-sungguh karena ragu-ragu, sebab tidak konsekuen dengan keyakinanya. Percaya tapi tidak konsekuen itu berarti ragu? Orang sudah pindah ke alam akhirat tidak bisakembali kedunia. Allahu a'lam.


No comments:

Post a Comment