Pages

Tuesday 4 January 2011

Mish'al: Keputusan Arab Keliru, Mendorong Israhell Semakin Brutal

by Paul Bee Godhick on Sunday, 22 August 2010 at 20:33
[ 26/05/2010 - 03:39 ]


Damaskus – Ibrahim Darawi

Wawancara dengan Khalid Mish'al, Kepala Biro Politik Hamas, memiliki dua dimensi; pertama obyektivitas, karena Hamas tidak hanya menjadi nomor yang sangat diperhirungkan dalam isu Palestina, namun sejumlah pihak memasukkan Hamas dalam orbit perlawanan di kawasan Timur Tengah (Timteng) termasuk didalamnya Suriah, Hizbullah dan Iran. Dimensi kedua pribadi, karena ia adalah orang yang paling tahu membuka tabir dalam berbagai isu, khususnya isu rekonsiliasi Palestina, kelanjutan perundingan tidak langsung antara Palestina dan Israel. Ditambah isu-isu penting lainnya seperti hubungan Hamas dan Kairo, serdadu Israel yang disandera, Gilad Shalit, isu perbedaan antara Hamas yang tinggal di dalam dan luar Palestina, serta isu kontak antara Hamas dan Israel.

Walau kesibukan menemui wartawan dari media televisi Arab dan internasional, namun Abul Walid, panggilan akrab bagi Khalid Mish'al, namun ia masih memberikan kesempatan kepada harian "Al-Misri al-Yaum" untuk mewawancarainya. Wawancara ini dilakukan di kantor Abul Walid di Damaskus, Suriah. Berikut wawancara selengkapnya:

*Bagaimana Anda melihat keputusan Komisi Inisiatif Arab yang mengadakan pertemuannya terakhir di Kairo? Lalu sikap Anda terhadap Otoritas Palestina (OP) yang ingin melakukan perundingan tidak langsung dengan Israel? Dan jaminan seperti apa yang diberikan pemerintah Amerika kepada OP?

**Siapa yang memperhatikan sikap resmi Arab dan OP dalam memenej perundingan dengan pihak Israel, tentu akan melihat ketidakstabilan, kebingungan dan berputar-putar di tempat yang sama. Bahkan ada kemunduran dari sikap sebelumnya. Komisi inisiatif sendiri, bulan lalu atau tepatnya sebelum KTT Arab, mengaitkan kelanjutan perundingan dengan pembekuan pembangunan permukiman Yahudi. KTT Surt/Sirte (Libya) menegaskan hal itu dengan keputusan Arab. Hari ini, komisi inisiatif Arab dalam pertemuannya terakhir di Kairo, mundur dari sikap tersebut. Berarti mereka mundur dari sikap awal yang mensyaratkan pembekuan pembangunan permukiman Yahudi. Hal ini memperlemah sikap Arab dan Palestina serta membuat Israel semakin brutal, tidak peduli dengan tuntutan Palestina dan Arab.

Soal jaminan, tidak ada jaminan Amerika, bahkan yang tertulis pun tidak ada. Kalau pun ada jaminan secara lisan, itu tidak bernilai terutama jika jaminan-jaminan tersebut diberikan kepada pihak tertentu, Arab atau Palestina. Jaminan Amerika kepada Israel selalu bernilai, namun ketika itu diberikan kepada Arab dan Palestina, maka tak berharga sama sekali. Netanyahu sudah membaca perilaku orang Palestina dan Arab yang menggambarkan kelemahan. Dengan demikian hal ini menambah ia untuk berbuat brutal. Secara praktek, Netanyahu merasa bahwa sikap resmi Arab dan Palestina masuk dalam lingkarannya. Ini secara formal dan tentu rapuh. Sedangkan secara subtansi, saya yakin pembicaraan tentang perundingan, baik langsung maupun tidak langsung, dalam bayang-bayang ketidakseimbangan kekuatan dan juru runding Palestina tidak memiliki kartu penekan kepada pihak Israel, membuat perundingan-perundingan tidak ada artinya. Juga menumpulkan sikap Palestina, membuat proses pembohongan, bersamaan dengan waktu, pembohongan ini digunakan pihak Israel untuk memperbaiki citranya di mata masyarakat Internasional.

Oleh karena itu, kami menolak kembali melakukan negosiasi dengan Zionis Israel dan kami yakin keputusan komisi inisiatif Liga Arab adalah keputusan salah. Keputusan ini akan mendorong Israel semakin brutal. Perjalanan perundingan ini berujung kepada kegagalan dan jalan buntu. Daripada menghabiskan tenaga dengan langkah-langkah taktik yang itu cermin dari ketidakmampuan, lebih baik kita mencari kartu penekan sejati yang kita miliki sebagai bangsa Palestina dan Arab. Dengan kartu penekan itu, kita akan hadapi sikap dan perilaku jahat Israel, baik itu berupa pendudukan tanah, permukiman, yahudisasi Al-Quds dan sejumlah perilaku brutal Israel lainnya.

*Kartu As seperti apa yang bisa dipakai juru runding Palestina kepada pihak Israel, pemerintah Amerika dan masyarakat internasional? Juga kartu As apa yang dimiliki oleh Arab?

**Hukum manusia dan historis. Setiap orang yang ingin terjun ke medan perang, ia harus menggalang faktor-faktor kekuatan, dukungan dan persiapan yang menuntut hal itu. Demikian juga, bagi siapa saja yang ingin terjun ke jalur perundingan damai dan negosiasi, ia harus mempersiapkan kartu as yang bisa dijadikan penekan. Ada contoh jelas dalam pengalaman di Mesir, yaitu Mesir tidak bisa melakukan dengan proses perundingan ketika ingin merebut Sinai setelah kalah perang tahun 1967. Namun tahun 1973, Mesir berhasil merebut Sinai setelah melakukan perang karena perang ini memunculkan iklim yang berbeda dan memberikan Mesir kartu As yang bisa mereka pakai dalam menggerakan pergerakan politik.

Namun kini, sikap resmi Arab dan Palestina tanpa ada kartu as, khususnya sikap Palestina. Memang disana ada kartu yang bisa dimainkan oleh kita sebagai orang Palestina untuk menekan Israel. Yang pertama kali adalah menyatukan barisan Palestina dan menyukseskan rekonsiliasi, menyepakati program politik nasional yang menekankan pada hak dan prinsip nasional. Mengefektifkan perlawanan bersenjata menentang penjajah Israel di Tepi Barat, menggalang upaya bangsa Palestina, baik di dalam dan diluar Palestina, dalam menghadapi penjajah Zionis dan menyukseskan program nasional serta hak menentukan jalan hidup. Ditambah lagi kartu as Arab yang bisa menggalang kekuatan umat dan memberikan pesan kuat kepada masyarakat internasioanl bahwa tanpa merespon tuntutan Palestina dan Arab, maka tidak ada namanya perdamaian dan kestabilan di kawasan Timteng. Namun kondisi sekarang ini membuat sikap kita (Arab, pent) terbuka tanpa ada payung.

Singkatnya, Netanyahu hari ini tidak merasa bahwa ia dipaksa atau terpaksa untuk melakukan perundingan. Atau menyampaikan sejumlah kompromi kepada kita (Arab) di meja perundingan, karena ia tahu bahwa juru runding Palestina terbuka dan tidak memiliki kartu as. Maka pilihan yang masuk akal bagi kita adalah mempersiapkan kartu as ini. Adapun realita yang ada, sangat disayangkan, juru runding Palestina di Tepi Barat menghancurkan sendiri kartu as tersebut. Ia melakukan koordinasi keamanan dengan pihak Israel secara gratis, memburu para pejuang dan terang-terangan mengatakan; tidak ada perjuangan dan tidak ada intifadah lagi di Palestina. Melarang penduduk Tepi Barat untuk bergerak menentang apa yang terjadi, dari yahudisasi kota Al-Quds hingga isu-isu lainnya. Oleh karena itu, juru runding Palestina sendiri yang melemahkan dirinya dan mencetak sebuah realita untuk kemaslahatan juru runding Israel. Lalu bagaimana kita memprediksi, setelah melihat kondisi riil, bahwa perundingan-perundingan tersebut berpihak kepada kepentingan kami?!

*Hamas meminta Mesir bertanggungjawab atas kematian 4 warga Palestina dan korban luka lainnya akibat gas beracun yang disemprotkan di perbatasan Jalur Gaza, apakah ini bukti adanya ketegangan baru antara Kairo dan Hamas?

**Terkait peristiwa terowongan, jelas ini adalah kejagian yang sangat disayangkan dan disesalkan. Terutama yang terkait dengan penggunaan gas beracun, yang secara medis terbukti, mengakibatkan 4 meninggal dunia dan 8 lainnya terluka. Foto-foto itu sudah jelas dan memperlihatkan bekas cekikan yang menimpa korban. Ini sangat disayangkan sekali. Kami tidak berharap ini terjadi dari saudara tua kami, khususnya negara seperti Mesir. Karena terowongan-terowongan ini, bagi orang Palestina, seperti nadi kehidupan saat perlintasan ditutup dan pemberlakukan blokade yang masih berlangsung sejak 4 tahun lalu. Kini, terowongan yang kami terpaksa menggunakannya dalam situasi blokade, menjadi nadi kematian bagi kami yang seharusnya menjadi nadi kehidupan. Sungguh ini tidak boleh terjadi dan tidak dibenarkan.

*Ada yang memandang hubungan antara Mesir dan Hamas sekarang memburuk, apakah Anda setuju dengan pandangan seperti ini, terutama ketegangan di media antara Mesir dan Hamas belakangan ini?

**Saya tidak sependapat dengan pandangan itu. Namun saya ingin mengatakan hubungan dengan saudara tua bukanlah hubungan yang biasa. Mesir, bagi Palestina dan Gaza khususnya, merupakan saudara tua dan sekaligus sebagai tetangga. Maka seharusnya hubungan itu tidak seperti sekarang ini.

*Sejumlah pihak berbicara tentang kontak-kontak hubungan yang dilakukan antara pimpinan Hamas dan pejabat Mesir, sampai dimana kontak hubungan ini dan apa ada yang baru?

**Dalam pengertian politik, sangat disayangkan, tidak ada kontak yang sebenarnya. Ini bukan kondisi normal. Hamas selalu dan masih terus mengumumkan keseriusannya untuk membangun hubungan kuat dengan dunia Islam dan Arab. Khususnya dengan saudara tua, Mesir. Inilah kondisi normal yang seharusnya terjadi antara Mesir dan Hamas. Karena pada akhirnya, konflik dengan Israel ini bukan hanya konflik Palestina saja. Namun juga konflik Arab. Semua pihak harus konsen, karena bahaya Zionisme mengancam kita semua.

*Apakah ada hal yang baru terkait isu rekonsiliasi Palestina, terutama KTT Arab yang ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan sudah berakhir tanpa terwujud rekonsiliasi?

**Tidak ada yang baru untuk saat ini. Memang ada upaya untuk itu dari sejumlah negara Arab sebelum KTT Sirte, termasuk teman-teman dari Libya. Namun sayang, KTT sudah selesai tanpa ada perkembangan baru tentang rekonsiliasi. Namun sudah jelas, bahwa penyebab gagalnya rekonsiliasi ini adalah soal politik. Karena pemerintah Amerika membuat banyak syarat bagi rekonsiliasi ini. Bahkan membuat veto dan memaksa Hamas untuk menerima syarat Tim Kwartet (AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa, pent.) khususnya mengenai pengakuan terhadap entitas Zionis Israel. Kami memiliki informasi yang menegaskan hal itu dan sama-sama diketahui oleh semua pihak.

*Ada yang mengusulkan protokol tambahan di draft inisiatif Mesir yang menjamin adanya masukan dari Hamas untuk bisa keluar dari terowongan yang gelap ini. Apakah Anda setuju dengan usulan tersebut jika nantinya Mesir secara resmi mengumumkan hal itu?
**Bagian dari pergerakan Arab yang didahului KTT Sirte sebagai pondasi awal bagi ide tersebut. Ide yang memasukkan catatan Hamas dan revisi dari kami atas draft inisiatif Mesir. Terutama kami memfokuskan pada revisi utama dan pokok sehingga catatan kami itu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari draft. Kemudian dilakukan penanda-tanganan atas draft oleh semua pihak Palestina yang berkepentingan di bawah mediasi Mesir dan dihadiri oleh pihak-pihak Arab yang bergerak bagi ide tersebut.

*Bisa Anda sebutkan pihak-pihak Arab yang memiliki upaya ke arah terwujudnya rekonsiliasi?

**Qatar, Suriah, Oman dan Libya yang menjadi tuan rumah KTT Arab. Termasuk Arab Saudi dan upaya Turki yang mengadakan pergerakan dengan Mesir ke arah sana.

*Selama kunjungan Anda ke negara-negara Arab, apakah ada kesempatan untuk mendiskusikan catatan-catatan Hamas ini?
**Dalam kunjungan kami ke negara-negara Arab, kami memaparkan kepada para pemimpin dan pejabat Arab duduk perkara yang sebenarnya tentang rekonsiliasi Palestina. Terus mendapatkan kesepahaman dari para pemimpin Arab. Lalu muncul ide tersebut untuk menjembatani dan memunculkan solusi yang pas bagi semua pihak untuk bisa sampai pada rekonsiliasi yang sesungguhnya di bawah mediasi Mesir dan support negara Arab lainnya.

*Sebagian ada yang berpendapat bahwa usia draft usulan Mesir telah berakhir, apakah Anda akan mencari kerangka baru bagi rekonsiliasi jauh dari draft Mesir ini?

**Kami tidak ingin mencari mediator baru bagi rekonsiliasi ini dan juga draft-draft yang lain. Apa yang kami cari adalah melakukan revisi semestinya atas draft agar bisa bersesuaian dengan rincian draft yang sudah kita sepakati bersama selama dialog di Kairo. Tuntutan ini adil dan masuk akal yang sudah kami jelaskan berkali-kali. Ini yang terus kami upayakan.

*Sampai dimana inisiatif Qatar untuk rekonsiliasi Palestina, apakah ini sebagai ganti bagi inisiatif Mesir yang sebagian pihak menganggapnya telah gagal?

**Inisiatif Qatar adalah bagian dari pergerakan Arab yang intinya usulan dan catatan kami dimasukkan dalam draft rekonsiliasi. Kemudian ditanda-tangani oleh semua pihak Palestina yang berkepentingan. Namun sayang, inisiatif ini juga mengalami jalan buntu. Karena berbenturan dengan kendala politik yaitu adanya veto Amerika.# (Al-Misri Al-Yaum, 12/5/2010)


No comments:

Post a Comment