Pages

Monday 17 January 2011

TAUBAT; Wajib Hukumnya..!!! (Repent; Obligatory..!!!)


by RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF on Thursday, 12 August 2010 at 23:23
 
 
Posisi taubat dalam kehidupan kita ada di awal, pertengahan, dan akhir kehidupan, artinya taubat bukan hanya ketika di awal kehidupan maupun di akhir kehidupan, tetapi taubat di lakukan setiap saat dan setiap waktu. Ketika orang mengetahui bahwa perbuatannya salah maka dia langsung bertaubat dan bersikukuh untuk tidak melakukannya lagi perbuatan itu, karena jika melakukannya lagi berarti dia termasuk orang yang celaka. Bukankah seorang yang celaka adalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari yang kemarin. Oleh karena itu orang yang celaka adalah orang yang bertaubat tetapi dia melakukan lagi perbuatan apa yang membuat dia bertaubat.

Taubat sangat dekat dengan kehidupan manusia, bagaikan dua orang yang saling mencintai, karena taubat sendiri berkaitan dengan amal perbuatan seseorang, sehingga tidak ada jurang pemisah antara seorang hamba dengan perbuatannya sendiri dan hal ini tidak akan berhenti hingga kematian menghampirinya. Jika ruhnya pergi ke alam yang berikutnya (alam barzakh) maka perbuatannya pun mengikutinya, artinya amal perbuatan itu lah yang akan menjadi teman kehidupan manusia di alam barzakh, oleh karena itu manusia di alam barzakh akan menghadapi dua kemungkinan, yaitu akan di temani dengan perbuatan yang baik atau akan di temani dengan perbuatan yang buruk. dari sini lah taubat sangat di butuhkan oleh kehidupan manusia sebelum hijrah ke alam yang ketiga. Karena dengan taubatlah manusia menyadari perbuatannya selama ini, sehingga dia bertaubat dari segala perbuatan buruk yang akan nantinya mendapatkan teman dari perbuatan yang baik..

Allah SWT. berfirman: "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung" (QS. An-Nur: 31), ayat ini adalah ayat yang di turunkan di kota Madinah setelah Rasulullah Saw. berhijrah dari kota Mekkah, jadi ayat ini sebenarnya perintah bagi orang yang beriman untuk bertaubat setelah mereka mendapatkan keimanan, kesabaran, berhijrah dan berjihad. Kemudian sesungguhnya taubat itu menghantarkan kita kepada kemenangan secara menyeluruh, dan jikalau kita ingin menjadi pemenang maka kita harus taubat, hanya orang yang bertaubatlah yang akan menjadi orang yang beruntung.
Dari ayat yang di atas kita akan mengetahui bahwa sebenarnya taubat bukan hanya khusus buat orang yang belum masuk Islam saja, tetapi malah di surat an-Nur ayat ke tiga puluh satu menyiratkan kepada manusia bahwa taubat juga harus di lakukan oleh orang-orang yang beriman. Lagi-lagi pada ayat itu pula di akhiri dengan kata 'beruntung', ini pun berkaitan dengan apa yang telah di jelaskan di atas yaitu tentang orang yang beruntung dan orang yang celaka. Dan hal terakhir yang paling penting di kutip dari ayat tersebut adalah kata 'bertaubatlah', sebuah hal yang biasa bagi orang yang mengetahui ilmu nahwu, bahwa kata 'bertaubatlah' adalah kata amar (perintah) dan oleh karena ada kata perintah maka secara otomatis taubat adalah hukumnya wajib bagi orang yang beriman apalagi orang yang belum beriman.
Pada ayat yang lain tepatnya di surat al-Hujarat ayat 11, Allah SWT. berfirman: "dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim." Seoarang hamba terbagi menjadi dua bagian yaitu, hamba yang bertaubat dan hamba yang dzalim, kemudian dari sini maka akan menimbulkan satu golongan lagi yaitu yang tidak kedua-duanya. Nama 'dzalim' pada ayat yang di atas, tertera karena adanya pelanggaran dari perintah taubat, sehingga orang yang tidak bertaubat walaupun orang Muslim apalagi yang belum Muslim bisa di katakan orang yang dzalim, dengan artian orang itu mendzalimi dirinya sendiri. Seandainya orang yang tidak menghendaki mendzalimi dirinya sendiri maka tidak ada cara lain untuk selalu bertaubat karena Allah. Bahkan Rasulullah Saw. bertaubat setiap harinya lebih dari tujuh puluh kali, oleh karena itu Rasulullah memerintahkan semua umat manusia untuk bertaubat kepada Allah SWT. secara keseluruhan bukan hanya umat Islam saja. Ini lah contoh tauladan bagi seluruh umat manusia di mana Rasulullah Saw. memerintahkan apa-apa yang sudah dikerjakannya dahulu. Lihat lah Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Muslim.

Lalu bagaimanakah cara Rasulullah Saw. bertaubat sebanyak lebih dari tujuh puluh setiap hari, yaitu Rasulullah Saw. membiasakan diri untuk beristighfar setiap hari. Coba banyangkan seoarang Rasulnya Allah, yang di jamin lepas dari segala dosa dan sudah pasti masuk surga masih mau beristighfar apalagi bukan seoarang Nabi yang tidak mungkin melakukan kesalahan dan dosa, jadi tidak pantaslah kita menjadi seoarng hambanya Allah jika kita tidak mau bertaubat kepada-Nya.
Oleh karena itu marilah kita selalu bertaubat sepanjang nafas masih keluar masuk melalui hidung kita, dan tak ada kata seindah bertaubat (astaghfirullahal 'adzim). Waallahu'alam
==========================================================================
The position of repentance in our lives there in the beginning, middle, and end of life, which means that repentance is not only when in early life and at the end of life, but do repent at any time and every time. When people know that her actions wrong then he immediately repent and not to do again insisted the action was, because if you do it again means she included people who get hurt. Would not that hurt a person today is worse than the day yesterday. Therefore, the wretched man is one who repent, but he again do what makes him repent.

Repentance is very close to human life, like two people who loved each other, because repentance is itself associated with charitable deeds a person, so there is no gulf between a servant by her own actions and this will not stop until death approached. If his soul went to the next natural (natural lowest hell) then deeds followed him, meaning charitable act is the one who would be the natural friend of human life in the lowest hell, and therefore human beings in nature lowest hell will face two possibilities, which will be accompanied by deeds good or be accompanied by bad deeds. from here is really in need of repentance human life before the move to the third natural. Because with repentance, man realizes his actions over the years, so that he repented of all the bad deeds that would later get a good friend of the act ..

Allah SWT. said: "And ye repent to Allah, O men who believe that you are lucky" (QS. An-Nur: 31), this verse is the verse that scaled back in the city of Medina after the Prophet. emigrated from the city of Mecca, so this verse actually commands for believers to repent after they have faith, patience, exile and struggle. Then the real repentance that we deliver to the overall victory, and if we want to be a winner then we must repent, only those who repent will be a lucky person.
From the verses above we will know that repentance is not strictly true for someone who does not enter Islam, but instead in an-Nur verse letter to thirty one implies to people that repentance is also meant to be done by people who believe. Again in the same paragraph ends with the word 'lucky', this too is related to what has been described in the above is about the people who are lucky and the people who get hurt. And the last thing most important in the quotation of the verse is the word 'repent', a common thing for people who know the science nahwu, that the word 'repent' is the word "amar" (command) and therefore there is word that they automatically command repentance is obligatory for those who believe, let alone people who are not believers.

In another verse that precisely in the letter of al-Hujarat verse 11, Allah SWT. said: "and whoever does not repent, then they will be the ones who dzalim." Someone servants are divided into two parts, namely, the servant of the servants who repent and dzalim, then from here it will generate one more class that is not both. The name 'dzalim' in paragraph one above, are listed because of violation of the command repentance, so that people who do not repent even though the Muslims especially the Muslim can not say who dzalim, with the sense that people do dzalim himself. If people who do not want dzalim himself then there is no other way to always repent for God. Even the Prophet. repent every day, more than seventy times, therefore the Prophet ordered all mankind to repent to Allah SWT. as a whole not just Muslims alone. These are role models for all of mankind in which the Prophet. ordered what was done previously. See who was in the history of Hadith by Imam Muslim.

Then how is the way of the Prophet. repent by more than seventy per day, ie the Prophet. accustom themselves to beristighfar every day. Try banyangkan seoarang Apostle of God, which guaranteed free from all sin and it is definitely still want to go to heaven beristighfar seoarang especially not the Prophet who could not possibly make mistakes and sin, so no seoarng No wonder we become servants of God if we do not want to repent to Him.
Therefore, let us always repent all still out of breath in through your nose, and there's no word as beautiful as repent (astaghfirullahal 'adzim). Waallahua'lam
· · Share
http://facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/taubat-wajib-hukumnya-repent-obligatory/452802886041?rea78bf93&refid=7

No comments:

Post a Comment