Pages

Thursday 13 October 2011

DUNIA...UNTUK APA?


DUNIA...UNTUK APA?

by Muhamad Zaki Ibrahim on Thursday, 01 April 2010 at 09:44
Al-kisah, ada seorang lelaki tua yang pekerjaannya sebagai Petani Kangkung dengan kehidupannya sangat sederhana. Ia hanya memiliki satu rumah terbuat dari gerobok kayu, memiliki seorang isteri, dua orang anak dan satu buah moto handa c70 tua. Suatu ketika, ia pergi besama anak dan isterinya naik moto ke sebuah taman. Sesampainya di taman tersebut, ia bermain bola bersama mereka. Ia tertawa riang bersama keluarganya.

Tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki berkereta mewah menghampirinya, lalu ia berkata, "Saya perhatikan dari tadi Pakcik kelihatannya bahagia sekali, kalau boleh saya tahu, apa pekerjaan Pakcik ya?"
Pakcik tua menjawab, saya hanya seorang petani kangkung yang setiap hari membawa hasil pertanian saya ke pasar lalu saya menjualnya di pasar. Setelah terjual, hasilnya saya gunakan untuk memberikan nafkah kepada keluarga saya."
Lelaki berkereta mewah bertanya kembali, seberapa banyak kangkung yang Pakcik jual setiap hari?
Ia menjawab, "Tergantung hasilnya Nak, tapi rata-rata antara 20 sampai 30 ikat. Dan satu ikatnya saya jual Rp 70 sen,-" 


Lelaki tersebut kemudian bertanya, "Mengapa Pakcik tidak meminta pinjaman dari Bank saja?"
"Untuk apa?" jawab lelaki tua.
"Supaya Pakcik boleh menambah modal pertanian Pakcik ."
"Lalu untuk apa,?" tanyanya lagi.
Lelaki tersebut menjawab, "Supaya Pakcik boleh menanam lebih banyak kangkung, dan boleh menjual lebih banyak ke pasar."
Lalu untuk apa? tanya Pakcik tua lagi.
"Kalau Pakcik menjual banyak, tentu Pakcik akan mendapatkan wang lebih banyak." Jawab lelaki bermobil mewah tersebut.
"Lalu untuk apa?" jawab Bapak tua lagi.
"Kalau Pakcik membawa wang lebih banyak, kehidupan pakcik akan menjadi bahagia." Kata lelaki tersebut. 


Kemudian Pakcik tua dengan tenang menjawab, dengan jawaban yang tidak akan dapat dilupakan lelaki tersebut. Katanya "Saya rasa saya tidak memerlukan semua itu,Nak. Karena jika yang dituju adalah kebahagiaan, maka alhamdulillah hidup saya dari dulu hingga saat ini sudah bahagia.
" Bukan tidak boleh kita punya banyak harta asal bukan untuk berbangga diri dan membuat orang lain dengki. Bukan tidak boleh kita punya kereta mewah asal untuk mencari nafkah yang hasilnya dipakai untuk menolong keluarga dan orang-orang bawah ketika mendapatkan musibah. Bukan tidak boleh kita punya rumah megah asal kita masih ingat bahwa banyak orang yang belum memiliki rumah hanya untuk sekedar melepas lelah, Jika demikian maka itulah Kebahagiaan."



” Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan yang

melenakan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-bangga

tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan menumbuhkan tanam-tanaman

yang mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu

lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat kelak ada azab

yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia

ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ”. (QS. Al-Hadid/ 57 : 20)
 
 ·  · Share

No comments:

Post a Comment