Pages

Sunday 16 October 2011

SEBARKAN = Ada Apa Dibalik Penangkapan Ust. Abu Bakar Ba'asyir?


SEBARKAN = Ada Apa Dibalik Penangkapan Ust. Abu Bakar Ba'asyir?

by Komunitas Rindu Syariah & Khilafah on Tuesday, 10 August 2010 at 03:39
Menjelang bulan Ramadhan, Abu Bakar Ba'asyir kembali ditangkap. Penangkapan kali ini terjadi di Banjar Patroman, Ciamis, Jawa Barat, dalam perjalanan pulang ke Solo setelah mengisi ceramah di kawasan ciamis Jawa Barat.

Amir Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT) tersebut kemudian di bawa ke mabes polri oleh tim Densus 88, sesaat sebelum memasuki mabes Polri beliau sempat mengatakan kepada wartawan: "Ini rahmat Allah untuk kurangi dosa, ini rekayasa Amerika”. (Detik.com 09/08/10).

Penangkapan ini mendapatkan reaksi keras oleh sejumlah kaum Muslim, salah satunya datang dari Ketua Umum Tim Pengacara Muslim (TPM), Mahendradatta, sebagaimana di tulis oleh Republika online, ia menegaskan bahwa kasus dugaan terorisme yang berujung pada penangkapan Ustad Abu Bakar Ba’asyir tersebut adalah upaya pihak kepolisian untuk mengalihkan isu saja.

Sementara itu, di Surakarta, Jawa tengah, ratusan massa dari Jamaah Ansharut Tauhid bersama beberapa element umat Islam lain melakukan aksi protes atas penangkapan Ust. Abu Bakar Ba’asyir di depan Mapolresta Solo (09/08), serta meminta untuk segera dibebaskan.

Di lain pihak, sambutan baik datang dari Australia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Stephen Smith seperti dilansir The Australian menegaskan "Australia menyambut (baik) fakta bahwa kepolisian Indonesia hari ini telah menangkap Abu Bakar Ba'asyir sehubungan dengan pelanggaran-pelanggaran yang terkait dugaan terorisme,"

Pihak Polri sendiri mengklaim bahwa penengkapan ulama kharismatik ini terkait dugaan keterlibatan terosisme, salah satunya adalah teroris Aceh. Sebenarnya ada apa dengan penengkapan Ust. Abu Bakar Ba’asyir ini?

Pengalihan Isu

Analisa dari banyak kalangan bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari upaya pengalihan isu adalah sangat beralasan. Sebab seringkali mencuatnya isu terorisme ini berbarengan dengan situasi politik nasional yang sedang memanas.Termasuk, jika gejolak politik tersebut menuju pada koreksi serius yang akan mengancam kekuasaan.

Sebagai contoh, munculnya isu terorisme aceh waktu itu juga bersamaan dengan dijatuhkannya keputusan bersalah atas skandal Bank Century di Sidang Paripurna DPR. Begitu pula kejanggalan terjadi saat penembakan 5 tersangka teroris di cikampek dan cawang bulan mei lalu, saat itu sedang panasnya kasus mantan kabaresmrim susno duajdi.

Kali ini, penengkapan ust. Abu Bakar Ba’asyir juga hampir bersamaan dengan gegernya kasus rekening gendut Polri, serta panasnya suhu politik nasional pasca kritik pedas Mega terhadap pemerintahan SBY terkait kenaikan TDL, kenaikan harga-harga barang dan teror tabung gas.

Satu sisi, Ust. Abu bakar ba’asyir sendiri mengakui bahwa ia tidak terlibat dengan "terorisme aceh". Bahkan di beberapa kesempatan Amir JAT ini mengatakan tidak setuju dengan aksi-aksi pengeboman yang terjadi di Indonesia meskipun menyebut orang yang berjuang di jalan Allah adalah seorang mujahid.

Stigma Teroris

Perang melawan Terorisme atau war on terrorism merupakan agenda besar Amerika Serikat untuk melanggengkan hegemoninya terhadap dunia. Sedangkan definisi terorisme menurut mereka adalah pihak-pihak yang tidak setuju dengan nilai-nilai barat dan menentang Amerika. Mantan presiden G.W Bush mengatakan ” Either you are with us, or you are with terrorist” (Anda ikut bersama kami, atau menjadi bagian dari teroris). Padahal jelas, Islam tidak mungkin sejalan dengan nilai-nilai Barat (sekuler kapitalisme), itu berarti harus dimusuhi.

Sifat setiap ideologi yang berkuasa adalah mempertahankan kekuasannya, maka ia tidak akan membiarkan apabila ada potensi Ideologi lain yang akan merongrongnya. Jika dikolerasikan dengan Indonesia, negri berpenduduk muslim terbesar ini pastinya dipandang menjadi ancaman serius terhadap Ideologi kapitalisme pimpinan Amerika apabila Ideologi Islam bangkit di negri ini.

Karena itu, perlu dihalangi siapa saja baik individu maupun jamaah Islam yang jelas-jelas memperjuangkan tegaknya Ideologi Islam. Salah satunya adalah memberikan stigma teroris padanya agar umat menjauhinya, yang kemudian diharapkan menjauhi apa saja yang di suarakannya.Dalam kasus ini, kita tahu Ust. Abu Bakar ba’asyir adalah sosok yang begitu lantang menyuarakan agar syariah Islam diterapkan secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Bahkan beberapa pihak yang jelas-jelas berjuang dengan tanpa kekerasan pun tidak luput dari target stigma teroris ini.

Campur Tangan Asing

Karena ini merupaka agenda besar Amerika beserta sekutunya, maka secara otomatis penanganan kasus terorisme di Indonesia juga tidak lepas dari campur tangan Asing. Termasuk kerjasama Departemen Pertahanan RI dengan Australia. Kerja sama itu terkait kerja intelijen,kelompok kerja konter terorisme,keamanan maritim dan berbagai info tentang situasi terbaru.

Bahkan Densus 88 Sendiri, sebagaimana menurut mantan ketua YLBHI, Munarman, berdasarkan dokumen Human Right Watch tentang Counter Terorism yang dilakukan AS, pembentukan Densus 88 di Indonesia pada tahun 2002 didanai AS sebesar 16 juta dollar, dan sebelumnya pada tahun 2001 Polri telah menerima dana untuk penanganan terorisme sebesar 10 juta dollar. Menurutnya, data ini konkrit, diambil dari dokumen sekunder, dokumen primer, dan juga dokumen dari Departemen Pertahanan AS tentang counter terorism budget (eramuslim.com06/06/07)

Beberapa catatan pentingnya ialah, mengherankan apabila bom rakitan yang berdaya ledak rendah bisa meledak dengan kekuatan nuklir. Begitu pula, seperti apa yang terjadi dalam kasus bom Marriot terakhir, ada kejanggalan aneh yakni seorang pria mencurigakan tertangkap kamera CCTV yang sempat diduga pelaku peledakan dalam kasus bom marriot terakhir (meskipun kemudian rekaman tersebut hilang dari pemberitaan media dan berganti dengan sosok lain), ia berpawakan bukan seperti orang Indonesia.

Langkah Nyata

Sudah selayaknya usaha harus di lakukan untuk menanggulangi dampak negatif dari war on terroris yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya ini. Kita mesti melakukan sebuah tindakan nyata. Diantaranya:

Pertama: Memahamkan kepada umat bahwa kampanye perang melawan terorisme oleh Amerika ini adalah upaya untuk memerangi Islam, usaha untuk menghalangi tegaknya Islam, menjelaskan bahwa semua ini adalah grand design dari Amerika.

Kedua: Memahamkan kepada umat bahwa Islam bukanlah teroris, akan tetapi Israel, Amerika dan sekutunyalah yang teroris sebenarnya karena mereka nyata-nyata telah membantai ribuan nyawa tak bersalah di belahan bumi Irak, Afganistan, Palestina Dsb.

Ketiga: Membina umat dengan pemikiran Islam yang Ideologis. Melakukan counter pemikiran atas apa yang disuarakan oleh kaum liberal yang mengatakan Syariah Islam adalah ancaman bagi Indonesia, namun sebaliknya, Islam akan menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan.Kapitalismelah ancaman yang sebenarnya.

Keempat: Menjelaskan kepada umat secara keseluruhan, termasuk diantaranya jajaran kepolisian, atas kepalsuan ide-ide selain Islam seperti Kapitalisme, sosialisme, sekulerisme, pluralisme, Liberalisme Dst. Serta melakukan dakwah yang bersifat politis dengan mengajak umat untuk menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Karena semua ini adalah konsekwensi keimanannya sebagai muslim.

Terakhir, berdoa semoga Ust. Abu Bakar Ba’asyir di beri ketabahan dan ketegaran oleh Allah swt atas cobaan ini, serta menghimbau kepada pihak-pihak yang berkompeten untuk membantu ust. Abu Bakar Ba'ashir supaya dibebaskan. Allah menolong siapa saja yang menolong agama-Nya (Islam). Wallahu ‘alam.






By: Ali Mustofa
 ·  · Share

No comments:

Post a Comment