Pages

Wednesday 12 January 2011

NASEHAT SAYYIDINA HASAN BIN ALI BIN ABI THALIB


by Agust Alfaqir on Saturday, 21 August 2010 at 15:32
 
 
NASEHAT SAYYIDINA HASAN BIN ALI BIN ABI THALIB
oleh MAJELIS MAULIDURRASUL WA TA'LIM SEGGAF ASSEGAF SURABAYA (Ratib - Maulid )

Bismillahir Rahmanir Rahiim
1. Segala puji bagi Allah , Dzat yang mendengar pembicaraan orang-orang yang berbicara. Yang mengetahui lintasan hati orang-orang yang diam. Bagi yang hidup Engkau jamin rizkinya. Hanya kepada-Mu, tempat kembalinya orang yang meninggal.

2.Beliau berkata kepada Hassan Al-Mutsana Putranya, Wahai anakku ! Janganlah engkau berteman dengan seseorang, sehingga engkau mengetahui identitas pribadinya. Bila engkau mengetahui dengan pasti dan ternyata layak dijadikan sahabat, maka bersahabatlah atas dasar menyelamatkan dari ketergelinciran dan saling membantu dalam menyelesaikan kesulitan.

3. Sesungguhnya mata yang paling jeli adalah yang dapat menembus asal usul kebaikan dan telinga yang mendengar adalah telinga yang dapat menyadap dan memanfaatkan peringatan, sedang hati yang paling tulus ( selamat ) adalah hati yang bersih dari syubhat ( keragu-raguan ).

4. Beliau ditanya tentang arti pengecut. Lalu beliau menjawab : Yaitu berani kepada temannya, tetapi takut dari musuh-musuhnya.

5. Ya Allah ! Janganlah Engkau percepat siksa suatu dosa, Tapi berikanlah jalan di antara keduanya untuk bertaubat.

6. Hanya dengan akal dunia dan akhirat dapat di raih.

7. Tidak ada kefakiran seperti kebodohan.

8. Ajarilah manusia tentang bidang ilmu yang kau kuasai. Dan belajarlah dari selainmu, dengan demikian kamu membenahi ilmumu atau justru mendapat ilmu baru yang belum engkau ketahui.

9. Beliau ditanya : Apakah yang dimaksud menjaga harga diri itu ? Beliau menjawab : Yaitu menjaga urusan, agamanya, berjiwa mulia, bersikap lemah lembut, senantiasa berbuat baik dan menunaikan hak-hak ( orang lain ),

10. Aku tidak mengetahui seorang yang zalim ( aniaya ), yang menyerupai seorang yang madzhim ( dianiaya ), seperti ( yang dialami oleh ) seseorang yang hasud.

11. Pokok / puncak ( kesadaran ) akal adalah bergaul dengan sebaik-baik pergaulan.

12. Persaudaraan yang sejati adalah : tetap setia menemani dikala duka / susah suka / gembira.

13. Orang yang rugi ( kepapaan ) adalah yang membiarkan bagianmu berlalu, padahal telah ditawarkan kesempatan kepadamu.

14. Beliau ditanya tentang arti dermawan, Lalu beliau menjawab : "Yaitu yang memberi sebelum diminta".

15. Perbandingan antara kebenaran dan kebathilan adalah empat jari. Apa yang engkau lihat dengan indramu ( matamu ) itulah kebenaran, dan engkau telah mendengar dengan kedua telingamu betapa banyaknya kebathilan.

16. Jangan kalian memaksa dalam mencari sesuatu. Seperti orang yang ingin selalu menang. Jangan pasrah pada takdir, seperti pasrahnya orang yang menyerah. Karena mencari nafkah itu anjuran agama. Bersikap baik saat mencari rizki termasuk harga diri. Harga diri itu tidak akan menghalangi rizki dan sifat rakus tidak juga menarik rizki.

17. Tidaklah suatu kaum bermusyawarah, kecuali akan mendapat petunjuk kejalan kebaikan mereka.

18.Kalam beliau saat mensifati seorang saudara yang baik : Dia adalah orang yang agung di mataku dan pangkal kekagumanku padanya adalah saat menganggap dunia ini kecil dihadapannya. Dia terlepas dari kungkungan ( tidak berhubungan ) dengan kebodohan dan tidak mengulurkan tangannya kecuali kepada apa yang ia percayai akan memberikan suatu manfaat. Dia tidak suka mengeluh, tidak cepat marah dan tidak cepat murung. Dia lebih suka jadi pendiam namun jika berbicara akan membungkam pembicara yang lain. Dia seakan lemah dan tidak berdaya namun dalam kesungguhan dia laksana singa yang akan menerkam. Bila duduk dengan para ulama dia lebih suka mendengarkan dari pada ikut berbicara. Dan jika dia kalah dalam dialognya, dia menang dalam diamnya.Dia tidak berkata tentang apa yang tidak dilakukannya, atau berbuat sesuatu yang tidak diucapkannya. Dan apabila disodorkan dua masalah yang belum diketahui mana yang lebih dekat dari keridhaan Tuhannya, maka segera dia melihat mana yang lebih dekat kepada hawa nafsunya, lalu ditinggalkannya. Dan dia tidak pernah mencela seseorang yang menyadari kesalahan tingkah lakunya.

19. Dari Junadah bin Abi Umayyah berkata : Ketika Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib . Sakit yang membawa kepada kematiannya..... aku datang menjenguknya, lalu aku berkata : Wahai tuanku mengapakah anda tidak berobat ? Beliau menjawab : " Hai Abdullah, dengan apa kematianku harus kuobati " ? Aku berkata : Inna lillah wa Inna Ilaihi rajiun. ( Kita hanya milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita kembali ). Lalu beliau, Menoleh kepadaku dan berkata : Demi Allah, Rasulullah saw, telah memberitahu kita sesungguhnya perkara ini akan di pegang oleh keturunan Ali dan Fathimah. Tidak ada seorang dari kami ( Ahlul bayt ) akan mati melainkan diracun atau terbunuh. Kemudian beliau . Menangis. Lalu aku berkata kepadanya. Wahai putra Rasulullah , berilah aku nasihat. Beliau menjawab : Baiklah ! . Bersiaplah untuk perjalananmu dan ambillah bekal sebelum tiba ajalmu. Ketahuilah bahwa kau mencari dunia, sedangkan kematian juga mengejarmu. Dan janganlah memikul beban hari yang belum datang kepadamu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak mencari harta yang lebih dari bekal makanmu, kecuali berarti engkau menyimpan untuk orang lain.Sadarlah bahwa harta halal yang kau tumpuk ada hisabnya, dan jika harta itu haram . engkau akan disiksa, sedang jika syubhat ( dalam keraguan ) engkau akan dicela. Maka jadikanlah dunia ini laksana bangkai, Ambillah secukupnya , sehingga jika itu halal maka engkau telah berlaku zuhud dan jika itu haram maka engkau akan terkena celaan yang ringan. Maka kamu mengambil darinya sebagaimana kamu mengambil dari bangkai, berbuatlah untuk suatu urusan duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok. Jika engaku ingin perkasa tanpa bantuan orang lain dan ingin karisma tanpa harus jadi sultan ( kekuasaan ) maka tinggalkanlah maksiat kepada Allah dan masuklah dalam lingkaran ketaatan-Nya.

20. Barangsiapa yang cinta kepada dunia akan hilang rasa takut pada akhirat dari hatinya.

21. Orang yang bodoh yaitu yang dungu dalam pengaturan hartanya, yang meremehkan harga dirinya, dan jika dicela tidak membela diri.

22. Kebaikan itu adalah ketika memberi tanpa didahului permintaan dan tidak diikuti oleh ungkitan.

23. Tercela lebih ringan dari pada masuk api neraka.

24. Sesungguhnya seorang mukmin akan berbekal , sedangkan si Kafir hanya akan bersenang-senang.

25. sikap bodoh ( dungu ) itu adalah mengikuti orang-orang rendahan dan berteman dengan orang yang sesat.

26. Antara kalian dengan nasihat ada hijab kemuliaan.

27. Kehancuran manusia ada dalam tiga perkara : kesombongan, ketamakan serta sifat hasad ( dengki ).

28. Kesombongan menyebabkan hancurnya agama dan karenanya iblis dilaknat. Sedang rasa tamak adalah musuhnya jiwa, dan karenanya Adam dikeluarkan dari syurga.Dan hasad ( dengki ) adalah pusat kejelekan yang karenanya Qabil membunuh Habil.

29. Gunakanlah pikiran kalian, karena ia adalah kehidupan yang dengannya hati kalian akan benar-benar hidup.

30. Tidak akan bersopan santun orang yang tidak berakal. Dan tidak akan berharga orang yang tidak bersemangat.Serta tidak akan malu orang yang tidak beragama.

31. Sebaik-baik kekayaan adalah : qana'ah ( rasa cukup ) ,dan seburuk-buruk kemiskinan adalah merendahkan diri.

32. Banyak bercanda akan menghilangkan kewibawaan. Dan kebanyakan orang yang berwibawa adalah yang pendiam.

33. Kesempatan itu cepat hilangnya dan lambat untuk terulang lagi.

34. Kerabat adalah orang yang didekatkan rasa cinta, walau ia jatuh dari sisi nasabnya.

35. ( Kamu akan ) tercela , ketika kamu tidak mensyukuri nikmat.

36. Gaulilah manusia dengan sesuatu yang kau ingin diperlakukan oleh orang lain sepertinya..

37. Barang siapa yang sering ke mesjid akan mendapatkan salah satu dari delapan perkara : 1. ayat Al-Quran 2. Teman yang berfaedah 3. Ilmu yang bermanfaat 4. Rahmat yang menunggunya. 5. Kalimat yang menunjukinya ke jalan kebenaran 6. Atau yang mencegahnya dari kemungkaran 7. Akan meninggalkan dosa karena malu 8. Atau karena takut ( kepada Allah SWT ).

38. Aku heran kepada orang yang hanya memikirkan perutnya ( makanannya ) namun ia tidak memikirkan akalnya. Lalu menjauhkan apa yang mengganggu perutnya, namaun ia membiarkan sesuatu yang dapat menjerumuskannya ( ke dalam neraka ).

39. Jika pekerjaan sunnah mengganggu kewajiban maka tinggalkanlah.

40.Kalam bliau bahwa siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Ia akan menjadikan baginya jalan keluar dari fitnah. akan meluruskan setiap perkaranya, akan menyiapkan baginya jalan kebaikan, akan menguatkan hujjahnya atas lawan-lawannya, memutihkan wajahnya, dan akan menuruti keinginannya bersama orang-orang yang telah Allah berikan nikmat atas mereka seperti para nabi, para siddiqin dan para syuhada serta shalihin


No comments:

Post a Comment